[caption caption="Tempo adakan diskusi tentang polemik pemberitaan terkait Gubernur Ahok"][/caption]SATU:
Grup raksasa media Tempo, entah kesambet apa, ujug-ujug menyerang Gubernur Ahok , itu sesuatu banget. Sidang pembaca terplongo-plongo. Iki ono opo? Koq mendadak menohok posisi Ahok dengan isu "barter" Reklamasi Teluk Jakarta, sehingga Ahok terpojok. Ada yang yakin Goenawan Muhamad dan Temponya tlah kembali ke rel jurnalistik yang benar. Tak kurang banyak yang yakin semua itu cuma tipu-tipu akibat dompet perusahaan lagi bokek, Bro!
Aha... Mana yang benar?
Perang antar kubu pendukung Ahok ( diwakili oleh @kurawa) melawan kubu Tempo berkobar-kobar dalam 2 pekan terakhir. Rudi Valinka alias Rudi Sutanto pemilik akun twitter @kurawa ngajak duel. Berani luh? Tapi twitwar tsb dicuekin oleh kubu Goenawan Muhamad. Justru akun @partaisocmed yang melayani duel @kurawa. Sesama pendukung Ahok perang gugat. Walhasil, kubu Tempo boleh minjem tangan @partaisocmed buat nubruk @kurawa.
Penonton sorak sorai. Kubu Ahok terbelah dua. Ada yang makmum kepada @kurawa, ini kelompok garis gahar. Aada yang ngintil @partaisocmed, ini kelompok garis sabar. Dua kelompok ini cuma ketemu di satu titik tujuan: Ahok wajib menang pada Pilkada 2017.
&&&
DUA:
Buat meyakinkan khalayak bahwa Tempo waras-waras aja, mereka adain Diskusi Tempo-Ahok pada Kamis 2 Juni 2016. Semua kubu diundang. Konon, diskusi di Gedung Tempo di Jakarta itu berhasil menangkis tuduhan. Konon, pemberitaan Tempo tidak salah secara jurnalistik. Konon, tuduhan miring terhadap Tempo cuma reaksi bigot fanatik Ahok.
Wajarlah sukses, lha wong habitat media Tempo di dunia nyata. Di dunia maya mah lain cerita!
Tapi tangkisan Tempo dianggap klaim sepihak. Kubu @kurawa emoh hadir dalam diskusi. Tantangan perang di jagad maya cuma menuai saling sindir. Untuk nonjok, @kurawa menyindir Goenawan Muhamad dg God Mother, disingkat GM, sapaan lawas sang pendiri majalah Tempo. Untuk ngakak, @kurawa hembuskan Tagar #JatuhTempo  kepada penikmat polemik berita Tempo.
Bagi @kurawa tidak ada kata rujuk sebelum kata ampun, pangapura, dan maaf terucap dari mulut penanggung jawab media Tempo.
&&&
[caption caption="Kurawa alias Rudi Valinka alias Rudi Sutanto"]
Bukan wartawan dong bila gagal menangkis isu dengan menawarkan isu pengganti. Kubu Tempo meniupkan wacana hapus dikhotomi "lover-hater". Maksud hati agar tidak ada lagi dinding pemisah antara Ahok lover dengan Ahok hater. Ini sebuah gagasan penuh tanda tanya, soalnya kubu Tempo pernah lama menikmati posisi lover Jokowi-Ahok sejak 2012. Sebuah posisi khayal yang bisa jungkir balik setiap saat.
Mudah ditebak, kubu Tempo belum siap menerima julukan hater, sebuah julukan khayal yang selama ini dinikmati Tempo ketika ngehajar lawan politik.
Kepada kubu @kurawa, Tempo sangat jengkel atas cuitan yang menelanjangi dapur keuangan yang megap-megap kejiret utang. Mereka menuding @kurawa gagal membantah berita Tempo terkait kesalahan Ahok. Kemudian @kurawa berusaha membunuh Tempo agar koran dan majalahnya bangkrut.
" Jangan gitu dong... Bukannya menangkis pesan atau berita, malah ngebunuh orang yang nulis pesan. Itu namanya Kill The Messanger, " kira-kira gituh sindir cuitan pemimpin Tempo.
Sejauh ini kubu Tempo masih kokoh didukung kaum terdidik perkotaan. Setidaknya rekam jejak mereka sebagai penyebar demokrasi, HAM, dan pluralisme belum luntur. Apalagi komunitas Salihara, bikinan Goenawan Muhamad, Â di mana dedengkot sastra mojok bersama situs MOJOK. Sudah pasti ngedukung abis....***(paragraf yg ini anggap saja tidak ada yg terkait dg MOJOK, trims atas koreksu dan keberatan kawan-kawan di situs Mojok)***.
Situs MOJOK.CO yang terkenal gesit nulis satire nasional mendadak bisu terkait polemik Tempo-Ahok. Jangan-jangan saya yang gagal update, hehe.
&&&
[caption caption="Geonawan Muhammad pendiri Majalah Tempo (dok UGM)"]
Boleh saja @kurawa dituding sebagai buzzer setara mulut juru kampanye. Tapi dia sangat percaya diri dengan masang foto profil dan nama Rudi Valinka. Menurut temen lama sesama pendukung Jokowi, akun @partaisocmed, ia adalah Rudi Sutanto.
Sebagai seleb twitterland, sudah barang tentu siap adu jotos kalo arena di digelar di jagad twitter. Kebetulan kubu Tempo hanya digdaya di alam nyata, sedangkan di jagad twitter malah keteteran diobok-obok @kurawa and his gang.
Fakta ini bisa dilihat dari jumlah respon atas cuitan @kurawa yang cetar halilintar. Berbanding terbalik dengan respon atas cuitan kubu Tempo yang cuma kelap-kelip bagai lampu ceplik.
&&&&
[caption caption="Akun twitter Kurawa milik  Rudi Valinka"]
Sebagai tokoh nasional yang disegani di ranah jurnalis , penulis, dan budaya, Goenawan Muhamad terkesan minder di akun twitter. Foto profile cuma diwakili oleh burung cilik. Mungkin bermaksud merendah, low profile. Yah semoga low profile berbuah low calory, bagus tuh buat menjaga kesehatan para sepuh.
&&&&
[caption caption="Akun twitter Goenawan Muhamad"]
 ENAM:
Koran Tempo kian mantap menerjunkan judul berita panas terkait Ahok. Nampaknya yakin tlah menemukan posisi anyar yang belum digarap oleh pendukung Ahok. Mendukung sekaligus menohok! Hasilnya? Lawan kubu Ahok mulai terpikat. Secara bisnis tentu meraup laba. Tapi seberapa besar nilai laba yang mampu bikin dapur ngebul, itu dia masih dalam tahap harap-harap ketiban emas.
&&&&
[caption caption="Koran Tempo"]
Jaman sudah berubah, sayang... Bangun... Bangun... Media Tempo mestinya tetap "enak dibaca dan perlu" bila melek medsos, melek facebook, melek twitter. Melek dalam arti tidak anggap remeh. Sehingga Tidak minder twitter. Sehingga lain kali tidak lari terkaing-kaing ketika diajak duel @kurawa di twitterland... Jreng!!!
****
Posted by Ragile,
Kemang Jakarta Selatan,
04juni2016.
Â
***)Artikel sebelumnya:
 Orang Kaya Dan Motivator Tolol :
http://m.kompasiana.com/ragile/orang-kaya-dan-motivator-tolol_573fac52a723bdfa18d13108
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H