Sebuah "kartu Queen Lurah Susan" yang bergambar Lurah Lenteng Agung (Susan Jasmine Zulkifli) jatuh pas di tengah-tengah sarung bermotif kotak-kotak.
 Ehm.Ehm.Ehm.
Penonton manggut-manggut, angkat jempol buat Ahok yang berani mempromosikan Lurah Susan, penganut Katolik untuk memimpin Kelurahan Lenteng Agung yang mayoritas muslim.
Persis di sebelah kanan Ahok, duduklah Jokowi. Sambil menahan nafas, dia menganggukkan kepala tanda setuju dengan langkah pembuka sang Wakil Gubernur. Sebelah kiri Ahok, duduklah Gamawan Fauzi. Dia mengernyitkan dahi, tatapan matanya menoleh ke kiri di mana duduk Habib Rizieq.
Berhadapan persis dengan posisi duduk Ahok, Habib Rizieq kontan menegakkan kepala, air mukanya memerah tanda menahan amarah.
Angin kencang dari sayap-sayap Monas, pelahan tapi pasti, tancaap gas meningkatkan kecepatan dengan daya dorong yang mampu menghempaskan daun-daun dan ranting sejauh mata memandang. *
[caption id="attachment_288471" align="aligncenter" width="540" caption="Gamawan Fauzi (sumber: Merdeka.com)"]
PLAK!
Giliran Mentri Gamawan Fauzi membanting sebuah "kartu alternatif" dengan tangan gemeteran, diletakkan pas menumpang di atas kartu Queen Lurah Susan. Sehingga gambar Lurah Susan lenyap ditindih oleh gambar kartu alternatif sodoran Sang Mentri. Menggeser posisi kartu Queen Lurah Susan adalah pesan yang hendak disampaikan oleh sang Mentri.
Gamawan merasa haqqul-yakin, bantingan kartunya akan membuat Gubernur dan Wakil mikir 1000x untuk melanjutkan permainan kartu Queen Lurah Susan. Bukankah Mentri Dalam Negri adalah atasan Gubernur? Namun hentakan menghujam bumi kembali menyusul. Tunggu...
[caption id="attachment_288472" align="aligncenter" width="410" caption="Gubernur Jakarta Jokowi (sumber: Kompas.com)"]