Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dzikir, Wirid, dan Melihat Perkara Gaib Secara Islami

17 April 2012   03:50 Diperbarui: 4 April 2017   18:30 14483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13346736741952039444

TAMBAHAN:

Apa yang hendak aku sampaikan adalah hendaknya berhati-hati bicara soal perkara gaib. Bila Anda mengalami sebaiknya bicaralah dengan orang yang ahli betul dan dijamin ketaatannya kepada Allah, bisa dilihat tuh dari akhlaqnya. Namun jangan sekali-kali  berdebat dengan mereka yang belum mengalami karena bisa jadi malah debat kusir.

Sebagaimana Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa kamu belum tahu sebelum kamu mengalami sendiri. Maksudnya adalah selama belum mengalami bisa jadi akal menjadi andalan dengan dalil dan argumentasi. Seperti diriku sebelum mengalami sendiri. Malah sudah umum orang yang merasa ngelotok ilmu agama dan belum pernah mengalami sendiri kemudian kadang dengan pongahnya mengolok-olok perkara/pengalaman gaib.

Ibaratnya begini:

10 tahun Anda belajar teori tentang kehidupan di planet Mars. Apapun yang Anda ketahui hanya teori tanpa pernah merasakan langsung keadaan sesungguhnya. Setelah Anda, misalnya diantar naik pesawat ke planet Mars barulah  paham apa yang Anda lihat,  rasakan, pengaruhnya, dan seterusnya yang sangat mungkin mengubah jalan pikiran Anda. Dalam hal ini seluruh akal Anda tentang teori sebelumnya bisa jatuh berguguran berganti dengan pengalaman nyata di mana Anda menjadi saksi.

Itu bukti bahwa akal terbatas namun banyak yang yakin cukup dengan akal untuk menyaksikan kebenaran (al-haq). Setelah Anda mengalami sendiri bisa jadi sampai pada titik ainul yaqin dan haqqul yaqin. Pengalamanku pribadi menunjukkan bahwa dengan pengalaman spiritual itu mendorong untuk lebih jauh ingin tahu jawaban.

Tak cukup dengan kitab Fiqh, tafsir Al-Quran, Al-Hadits, Sejarah Para Rasul. Karena penasaran aku tengok kitab klasik, misalnya Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali, Al-Hikam karya Ibnu Athailla, dan sebagian kitab karya Syeh Abdul Qadir Jaelani. Sekedar untuk menambah wawasan betapa beragamnya karunia Allah dalam beda wujud dan beda cara  kepada hambaNYA.

&&&

Terakhir, sesuai pesan dari Kyai Irfan dan para ulama sepuh, sesungguhnyalah jangan pernah merasa lebih dekat, lebih beriman, lebih bertaqwa kepada Allah SWT bila kita dikaruniai pengalaman atau kemampuan spiritual/gaib. Anggap saja pengalaman tersebut adalah manifestasi kehendak Allah untuk menyatakan kehadiranNYA  kepada kita bahwa Allah benar-benar ada!

***

Posted by Ragile (Agil Abdullah Albatati)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun