- sebelum sholat baca surat ali imron ayat 191-200 (10 ayat terakhir yang dimulai dengan "inna fii khalqis samaa wati..."). Lebih afdol sambil duduk di teras dan memandang alam untuk memuji keagungan ilahi.
- setelah tahajjud dan witir ditutup dengan wirid/dzikir: (1) laa ilaaha illallah, (2) subkhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah allahu akbar, (3) laa ilaaha illa anta subkhanaka inni kuntu minadholimin, (4) sholawat rasul.
&&&
Aku amalkan semua petunjuk guru. Maksud hati sekedar mempertebal keimanan, tak ada keinginan apapun. Tapi, Tak lama kemudian aku alami penglihatan gaib tiap saat, tiap hari, yang sangat mengagumkan sekaligus menakutkan. Aku lapor. Guru bilang itu semua kehendak Allah, fadhilah, bukan karena aku rajin wirid. Wirid dan dzikir hanya untuk memperkokoh iman. Allah akan beri anugerah apa kepada si pengamal adalah rahasia dan hak Allah. Jalani aja.
Dalam hal ini jelas Kyai Irfan hanya mengajarkan cara memperkokoh keimanan, tiada pernah ada maksud agar saya bisa ini atau itu. Bahwa kemudian mengalami pengalaman spiritual adalah diluar niat dan maksud kami. 3 bulan kemudian aku tidak tahan melihat yang gaib-gaib. Perasaan seperti diteror, sampai aku takut tidur karena pasti akan jumpa mahluk gaib.
Aku juga tidak tahan mengetahui rahasia orang-orang di sekitarku melalui gambaran ruh mereka: apa yang mereka sembunyikan dan sifat mereka sesungguhnya.
Kemudian Aku mohon kepada Allah agar aku tidak lagi diperlihatkan perkara gaib. 3 bulan kemudian "normal" kembali. Masuk tahun 2002 aku bebas dari "hadiah kaca mata tembus pandang" melihat yang gaib-gaib hanya dengan mbatin mengucap asma ilahi.
SEMUA ITU ASALNYA TANPA SENGAJA DAN TANPA NIAT BISA BEGITU.
Sebelum Kyai Irfan wafat tahun 2004 beliau berpesan agar aku menyampaikan ilmu yang aku dapat barangkali ada yang berminat. Tapi jangan lupa: ujian dan cobaan bisa jadi amat berat seakan hendak dijauhkan dari semua perhiasan dunia agar full konsentrasi tidak takut kehilangan apapun.
Hikmah. Sejak ngaji kepada Kyai Irfan, aku merasa serba mudah menyerap ilmu, gampang menghapal, mudah membedakan mana asli mana palsu. Keberanian menyatakan sikap pun jauh meningkat. Perasaan, getaran jiwa ini menjadi alarm bila berhadapan dengan tipu muslihat yang dikemas mulut manis. Tapi soal liat gaib-gaib itu lain lagi.
Percaya deh, enakan jadi orang biasa tanpa mata menembus perkara gaib, yang malah menyiksa, bila tidak ada perlunya. Aku sih gak tahan!