Pada jaman dulu berdirilah perguruan silat di Jawa Barat yang dipimpin oleh seorang pendekar sakti yang diyakini sebagai jelmaan dari macan (harimau). Anehnya dia punya anak semata wayang tidak mau belajar silat tapi sukanya belajar melukis. Apapun yang dia lihat langsung dilukis di atas papan tipis dengan bahan pewarna dari tetumbuhan. Hingga datang suatu saat si anak ingin melukis macan.
Ibu, aku mau lihat macan buat dilukis, terus ke mana aku pergi untuk melihat macan?
Baiklah, nak kalau itu maumu. Kamu nanti pergi dengan paman untuk melihat macan. Ingat ya ada 3 macam macan yaitu Macan Bertaring, Macan Bebaring dan Macan Berpaling.
Maksudnya apa sih, bu?
Maksudnya ini dalam dunia persilatan. Macan adalah lambang petarung dan petarung itu ada 3 golongan dalam dunia persilatan. Macan Bertaring itu yang kamu temukan di hutan. Dia hidup bebas merdeka dan mencari makan sendiri dengan berburu.
Kalo Macan Berbaring?
Itu lho yang kamu temukan di tempat penampungan seperti kebun binatang. Dia tidak hidup bebas, lebih sering tidur-tiduran, tapi makanan dijamin oleh si pemelihara.
Kalo Macan Berpaling?
Itu lho yang kamu liat di sirkus. Dia hidup dalam kurungan, sangat dimanja agar selalu menghibur. Sebagai ganjarannya maka harus berpaling wataknya dari petarung alam menjadi budak majikan dan budak penonton.
Terus apa lagi bedanya, Bu?
Oh, tentu ada bedanya. Macan Bertaring itu yang suka dijadikan lambang hidup merdeka, keberanian, kekuatan serta kejantanan. Itulah keunggulannya. Kelemahannya adalah makanan tidak selalu tersedia, dan mudah dipengaruhi oleh naluri bertarung sendirian.
Macan Berbaring itu lambang hidup terkurung di dalam sangkar emas. Segalanya terpenuhi, itu keunggulannya. Kelemahannya adalah tergantung belas kasihan, dan mudah dipengaruhi iming-iming makanan manis.
Macan Berpaling itu lambang kemashuran dan kemewahan yang disediakan si pemilik modal. Semua serba bagus serba cepat berhasil, itu keunggulannya. Kelemahannya adalah berjiwa rapuh, beraninya keroyokan, mudah disusupi dan mudah dipengaruhi oleh ucapan manis.
Oh, begitu yah arti macan di dunia persilatan. Baiklah Ibu, aku akan cari mereka buat dilukis.
Maka berangkatlah Jokerseh si bocah itu didampingi paman menuju tempat 3 macan. 21 kemudian lukisan 3 macan dia selesaikan dengan sempurna menurut kacamata hati, khayalan dan indra bocah-bocah. Namun hasilnya sangat mengejutkan sang ibu karena gambarannya sangat tidak lazim. Lho apa pasal? Apa si bocah salah liat? Bukan! Si bocah punya tafsir sendiri tentang wujud macan yang ditorehkan pada 3 buah papan tipis. Coba perhatikan apa katanya:
MACAN BERTARING (dari hutan): Digambarkan macan berkumis tebal seperti manusia, berdiri seperti manusia, membawa tongkat untuk penunjuk arah.
Ibunya bertanya ini apa. Jokerseh cengar cengir, "Ini macan paling suka di hutan terus. Hihihi..."
MACAN BERBARING (dari kebun bintang): Digambarkan macan tanpa kumis, malas-malasan di atas kasur empuk, dan kakinya sekecil kaki kucing.
Ibunya bertanya ini apa. Jokerseh cengar cengir, "Ini macan paling suka makan terus. Hihihi..."
MACAN BERPALING (di sirkus): Digambarkan macan pakai bedak tebal dan gincu belepotan, joget-joget di atas panggung. Dan tidak punya kaki.
Ibunya bertanya ini apa. Jokerseh cengar cengir, "Ini macan paling suka main-main terus. Hihihi..."
Ibunya sangat puas, merasa berhasil mendidik Jokerseh mampu menghayati dunia persilatan. Lalu bertanya jenis macan mana yang disukai Jokerseh.
"Aku suka sama Macan Berpaling."
"ASTAGA...! Lho, koq?? Kenapa? Karena lucu ya? Menghibur ya?" Ibunya sangat kecewa kenapa Jokerseh tidak pilih Macan Bertaring.
"Bukan. Aku suka aja sama macan bodoh yang nyangka dirinya pinter. Gak berbahaya 'kan?, hihihi..." jawab Jokerseh sambil berkedip-kedip mata nakal kepada ibunya yang cemas.
***
demikianlah dongeng dan humor serial Planet Kenthir dan Jokerseh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H