Macan Berbaring itu lambang hidup terkurung di dalam sangkar emas. Segalanya terpenuhi, itu keunggulannya. Kelemahannya adalah tergantung belas kasihan, dan mudah dipengaruhi iming-iming makanan manis.
Macan Berpaling itu lambang kemashuran dan kemewahan yang disediakan si pemilik modal. Semua serba bagus serba cepat berhasil, itu keunggulannya. Kelemahannya adalah berjiwa rapuh, beraninya keroyokan, mudah disusupi dan mudah dipengaruhi oleh ucapan manis.
Oh, begitu yah arti macan di dunia persilatan. Baiklah Ibu, aku akan cari mereka buat dilukis.
Maka berangkatlah Jokerseh si bocah itu didampingi paman menuju tempat 3 macan. 21 kemudian lukisan 3 macan dia selesaikan dengan sempurna menurut kacamata hati, khayalan dan indra bocah-bocah. Namun hasilnya sangat mengejutkan sang ibu karena gambarannya sangat tidak lazim. Lho apa pasal? Apa si bocah salah liat? Bukan! Si bocah punya tafsir sendiri tentang wujud macan yang ditorehkan pada 3 buah papan tipis. Coba perhatikan apa katanya:
MACAN BERTARING (dari hutan): Digambarkan macan berkumis tebal seperti manusia, berdiri seperti manusia, membawa tongkat untuk penunjuk arah.
Ibunya bertanya ini apa. Jokerseh cengar cengir, "Ini macan paling suka di hutan terus. Hihihi..."
MACAN BERBARING (dari kebun bintang): Digambarkan macan tanpa kumis, malas-malasan di atas kasur empuk, dan kakinya sekecil kaki kucing.
Ibunya bertanya ini apa. Jokerseh cengar cengir, "Ini macan paling suka makan terus. Hihihi..."
MACAN BERPALING (di sirkus): Digambarkan macan pakai bedak tebal dan gincu belepotan, joget-joget di atas panggung. Dan tidak punya kaki.
Ibunya bertanya ini apa. Jokerseh cengar cengir, "Ini macan paling suka main-main terus. Hihihi..."
Ibunya sangat puas, merasa berhasil mendidik Jokerseh mampu menghayati dunia persilatan. Lalu bertanya jenis macan mana yang disukai Jokerseh.