[caption id="attachment_124884" align="aligncenter" width="640" caption="Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur di siang hari (#1)"][/caption]
Sungguh sangat memalukan menyaksikan mereka berhubungan sex di bantalan sungai depan Pasar Induk. Hanya beralaskan tikar dan dialingi sepotong plastik/kain di antara pepohonan. Juga di antara truk-truk di halaman parkir pasar. Bahkan pernah kepergok siang-siang mereka hubungan sex di halaman di antara truk-truk yang sedang parkir. Puluhan PSK/WTS beroperasi sepanjang malam di halaman depan Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur. Petugas security nyaris tak berfungsi karena mereka hanya nongkrong di Pos Keamanan.
Walhasil semua seakan tutup mulut. Beginikah kondisi Pasar Induk Tradisional Terbesar di Indonesia yang dibanggakan dengan luas area 14,7 hektar dan telah direnovasi jadi bangun modern dengan biaya sangat mahal?
Hampir 3 pekan berturut-turut saya lakukan pengamatan pribadi dari peretngahan Juni 2011 hingga awal Juli 2011 di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur , Jl. Raya Bogor KM.17 Jakarta Timur, dekat Pasar Rebo. Harap dicatat ini bukan Pasar Induk Kramat Jati di Cililitan yang lebih dikenal dengan nama Ramayana. Saya mondar-mandir ke sana: pagi, siang, sore, bahkan pernah dini hari hari hingga fajar menyingsing. Puluhan orang saya temui untuk sekedar kenalan dan mengumpulkan informasi. Hasilnya? Sungguh mengejutkan.
A. PASAR INDUK BEKERJA 24 JAM NAMUM MEMPRIHATINKAN
Pasar Induk tsb yang berdenyut 24jam full itu sudah tak bergigi layaknya jaman Orde Baru, kalah dibanding Pasar Cibitung, banyak lahan tak berfungsi, kios-kios tutup usaha. Malah pelacuran kian marak sejak matahari terbenam hingga fajar menyingsing. Transaksi seks hannya berjarak 100 meter dari Masjid dalam Pasar Induk.
Yang bikin miris praktek pelacuran tsb dilakukan:
1) secara liar
2) terang-terangan
3) hubungan sex di halaman parkir truk dan bantalan sungai, satu meter dari depan Pasar Induk
4) Tanpa petugas keamanan / security bekerja menertibkan wilayah