Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saya Akan ke Kuburan Jakob Oetama untuk Menyaksikan Kematiannya, Kata Orang yang Ngaku Paling Revolusioner

24 Mei 2011   10:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:17 2931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1) Dia suka  memanfaatkan menulis dan tampil di media Kompas grup

2) Marah-marah jika tulisanya dibredel di Kompas grup

3) Namanya mencuat di dalam media Kompas grup tapi tidak mengakui jasa Kompas Grup

4) Dia ingin mematikan Jakob Oetama dengan menulis semua keburukan Jakob Oetama di dalam Kompas grup dan melarang Kompas grup menghapus tulisannya.

Entahlah apa yang dia cari, sahabat yang satu ini. Bahkan saking bencinya sama Jakob Oetama hingga dia bilang kepada saya awal 2010, "Saya pengin liat kapan Jakob Oetama mati. Kalo dia mati saya mau datang ke kuburannya untuk menyaksikan. Saya puas kalo dia sudah mati." Kira-kira begitu bunyinya. Bulu roma saya sempat bergidik. beginikah sikap dan watak  kaum revolusioner Indonesia? Ataukah saya orang munafik sehingga tidak nyambung ketika dia bicara seperti itu? Sayangnya saya koq tidak ambil pusing tuduhan orang lain kepada diri saya. Kritik itu bagus koq buat saya pribadi.

Karena dia tidak berubah dan kian keras saja wataknya doyan cari musuh bila tidak sependapat, saya malah kawatir. Jangan-jangan satu jari telunjuk kanan dia menuding semua orang yang beda pendapat dengan stigma "munafik", pada saat yang sama empat jari sisanya menunjuk kepada dadanya sendiri dengan stigma yang sama. Dan tuduhan itu sangat meyakinkan karena dilakukan oleh empat buah jari miliknya kepada dirinya sendiri.

***

by Ragile 24-mei-2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun