1) Dia suka memanfaatkan menulis dan tampil di media Kompas grup
2) Marah-marah jika tulisanya dibredel di Kompas grup
3) Namanya mencuat di dalam media Kompas grup tapi tidak mengakui jasa Kompas Grup
4) Dia ingin mematikan Jakob Oetama dengan menulis semua keburukan Jakob Oetama di dalam Kompas grup dan melarang Kompas grup menghapus tulisannya.
Entahlah apa yang dia cari, sahabat yang satu ini. Bahkan saking bencinya sama Jakob Oetama hingga dia bilang kepada saya awal 2010, "Saya pengin liat kapan Jakob Oetama mati. Kalo dia mati saya mau datang ke kuburannya untuk menyaksikan. Saya puas kalo dia sudah mati." Kira-kira begitu bunyinya. Bulu roma saya sempat bergidik. beginikah sikap dan watak kaum revolusioner Indonesia? Ataukah saya orang munafik sehingga tidak nyambung ketika dia bicara seperti itu? Sayangnya saya koq tidak ambil pusing tuduhan orang lain kepada diri saya. Kritik itu bagus koq buat saya pribadi.
Karena dia tidak berubah dan kian keras saja wataknya doyan cari musuh bila tidak sependapat, saya malah kawatir. Jangan-jangan satu jari telunjuk kanan dia menuding semua orang yang beda pendapat dengan stigma "munafik", pada saat yang sama empat jari sisanya menunjuk kepada dadanya sendiri dengan stigma yang sama. Dan tuduhan itu sangat meyakinkan karena dilakukan oleh empat buah jari miliknya kepada dirinya sendiri.
***
by Ragile 24-mei-2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H