Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dr Tong Ming Chuan Diadili Atas Pemaksaan Bedah Jantung Berakibat Pasien Tewas

13 April 2011   04:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:51 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laporan autopsi mengatakan bahwa kasus ini rumit karena merupakan operasi bypass (coronary arterial bypass). Dengan catatan merupakan operasi ulangan dan perbaikan dari operasi  dua bulan sebelumnya. Milakov menjalani operasi bypass  di Houston, Texas pada 17  Januari 2007. Dia sembuh, kembali ke Singapore untuk bekerja lagi di perusahaan Chevron Inc, perusahaan swasta Amerika.

Hasil otopsi mencatat bahwa kematian Malikov adalah akibat komplikasi yang muncul dari operasi bypass. Hasil pemeriksaan koroner pada oktober 2008 memberikan keputusan bahwa kematian itu adalah karena sial. Di kemudian hari dokter Tong mengatakan telah menyampaikan resiko kegagalan adalah 3% untuk operasi Milakov.

Di pengadilan sang istri, Jeanie Conceicao, mengatakan kepada dokter Tong bahwa suaminya belum mengambil keputusan ( undecided) untuk operasi. Dokter terkejut, mimik wajahnya berubah.  Dokter juga tidak memberitahu sang istri tentang rencana operasi. Di sini sang istri hendak menegaskan bahwa Dr Tong Ming Chuan tidak menawarkan pilihan lain kecuali buru-buru melaksanakan operasi, tanpa didahului permintaan pasien, sedangkan pasien baru menjalani operasi 2 bulan sebelumnya di Amerika.

Sang istri yang diwakili oleh pengacara S. Palaniappan dari Straits Law Practice, di Pengadilan Tinggi meminta  Dr Tong bertanggung jawab atas kematioan Milakov dan menuntut ganti rugi. Kepada dokter dipertanyakan kelayakan perawatan yang telah dilakukan, dan apakah sebelum dilakukan operasi sudah memberi briefing yang memadai tentang resiko dan pilihan lain.

Dr Tong, melalui pengacara Edwin Tong and Tham Hsu Hsien from Allen & Gledhill, membela diri, bahwa  Milakov setuju untuk dioperasi setelah berpikir0-pikir dan menerima saran untuk segera operasi. Dikatakan bahwa dokter mempunyai nota catatan persetujuan Malikov. Maksudnya dokter sendiri yang mencatat, bukan tulisan dari Malikov. Catatan inilah yang dianggap lemah karena diduga kehendak si dokter, bukan pasien.

Dr Tong Ming Chuan, dikenal sebagai konsultan papan atas Singapore untuk bedah jantung (cardiothoracic surgeon) berpraktek private di rumah sakit  Mount Elizabeth Medical Centre, grup Gleneagles Hospital Singapore.  Dia penah menjabat kepala Department of Cardiothoracic Surgery untuk  Singapore General Hospital (SGH) pada periode 1987-1992.

Nampaknya pengadilan ini akan memakan waktu panjang. Dokter Tong mati-matian membela diri bahwa dia tidak bersalah. Jika terbukti bersalah akan habis karirnya. Istri Malikov bersikeras bahwa Dokter Tong ceroboh, melakukan operasi sebelum ada ijin tertulis, mengakibatkan kematian, dan menuntut ganti rugi. Pengadilan akan segera kembali digelar dengan posisi Dr Tong Ming Chuan kian tersudut.

Di luar semua itu belum terungkap berapa biaya medis yang telah dikeluarkan oleh Steven Milakov kepada Dr Tong Ming Chuan beserta tim medisnya. Skandal mark-up Dr Susan Lim bisa jadi mengilhami isri Milakov untuk menuntut keadilan di Pengadilan Tinggi Singapore yang dikuasai oleh keluarga Lee Kuan Yew. Beruntung Dr Tong bahwa pasien yang meninggal adalah bukan orang ternama sekelas Pengiran Anak Hajah Damit, adik ipar Sultan Hassanal olkiah dari Brunei Darussalam, yang meninggal di tangan Dr Susan Lim.

*) sumber dan ilustrasi: Straits Times, Topnews.com.sg, Malaysia Chronicle

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun