Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mari Berdusta Ngarang Cerita Blow Up Perkara

10 April 2011   07:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:57 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mumpung pendengar gak sadar akal bulus saya, "The Show of Lies" must go on, hehe.

Mumpung pendengar tidak ngeh cerita SAYA sengaja dibikin fiktif, remang-remang,  supaya mudah mengelak jika diadukan secara hukum. SAYA punya banyak kepentingan di dalamnya yang orang tidak tau. Pokrol Bambu pun perlu duit dari Parmad yang bisa diraup duitnya. Biar menyakinkan Bilang aja SAYA aktifis HAM sejak jaman Orde Lama, orang tidak akan mencek track record apa betul SAYA penganut HAM? Mainkan Sihir Aksara .

Duh... astaga... Itulah pengalaman SAYA membohongi publik 20 tahun silam. Yang membuat SAYA tak nyaman hidup, dikejar kejar dosa dan selalu menambahi dengan kebohongan berlapis lapis. Temen temen semua SAYA bohongi, Astaga, Ampun...

Semoga tidak ada yang meniru kepandaian SAYA membohongi publik dan gemar berperkara di pengadilan untuk di blow up. Walau pengalaman 20 tahun silam itu, mungkin cuma mimpi belaka. Bila nyata lawanlah SAYA, siapapun SAYA dan siapa pendukung SAYA. Jika Anda yakin SAYA manusia tak luput dari khilaf. Agar SAYA lekas sembuh dari penyakit Ketagihan Dusta. Tidak menyalahgunakan Sihir Aksara.

Tak kalah penting adalah agar kebiasaan membohongi teman dan publik tidak menular. Radio jangan diperalat untuk ngarang cerita dari keterangan sepihak. Iklan Radio dukungan publik banyak saksi dan bukti dibuat atas permintaan SAYA, lho. Tapi dikatakan inisitip penyiar Radio dan publik. Demi akal bulus di Pengadilan. Bagaimana nanti Pengadilan Adat atas perkara Tanah Kuburan itu: Mau adu kebenaran ataukah Mau adu banyak rekayasa dukungan?

Soal hobi berperkara di pengadilan, jangankan sama Parmad orang lain. Orang serumahpun SAYA telanjangi di Radio dan ke polisi. Ampun...! *) kebenaran berbicara sendiri, tak haus dukungan, apalagi rekayasa.

Salam Tuljaenak
R

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun