[caption id="attachment_99900" align="aligncenter" width="400" caption="Ngarang Cerita Boongin Temen Boleh Gak Yah? (dok: jamaahmasjid.blogspot.com)"][/caption]
PENGALAMAN KETAGIHAN DUSTA. Semulia apapun usaha bila diawali dengan dusta dan niat terselubung, ganjil bisa dirasakan dalam hati. Sepandai pandainya membohongi publik lama lama akan terasa kebohongannya. Karena terlanjur bohong dari awal maka argumentasi berikutnya dibumbui kebohongan lebih besar. Kebohongan berlapis lapis. Begitu orang tua mengajarkan sejak dulu kala. Tapi Sihir Aksara menggoda SAYA untuk berbuat lain.
INI PERKARA PARJOH DENGAN PARMAD DI MANA SAYA JADI PROMOTOR
Maka celakalah SAYA membohongi khalayak demi popularitas. Atau demi apalah. Kejadian 20 tahun silam khalayak tidak tahu siapa SAYA. Tapi ada yang tau. Tidak segan segan kesalahan sekecil apapun orang lain SAYA publikasikan di Radio XXX-FM. Di blow up. Termasuk orang serumah dengan SAYA. Malah dilaporkan ke polisi. SAYA suka berperkara. Setelah itu SAYA blow up lagi.
Soal dukungan khalayak gampang dimanipulasi. Itu keahlian SAYA. Tinggal klaim si A dan B dukung saya, padahal abstein.
Pada kasus 20 tahun silam SAYA ngarang cerita seakan SAYA jadi pembela kebenaran. Semua cerita dibuat sepihak. Keterang hanya versi SAYA. Versi lawan tidak naik siar di Radio. Dikarang karang kubu SAYA seluruhnya benar, lawan 100% salah. Padahal perkara cekcok soal tanah pekuburan warisan adat. Perkara cekcok lalu SAYA sulap jadi perkara kriminal.
[caption id="attachment_99901" align="aligncenter" width="480" caption="Jangan Ada Dusta Di Antara Kita ( doc:1m1f.com)"][/caption]
PARJOH CEKCOK DENGAN PARMAD, SAYA belain Parjoh saudara sendiri. Tapi dalam cerita seakan Parjoh bukan saudara. Tau Masing masing bersalah, tapi SAYA sulap faktanya.
Untunglah pendengar gampang dibohongi. Orang percaya karena liat penampilan SAYA. Dibuatlah manipulasi dukungan publik di Radio XXX-FM. SAYA kabarkan seolah penyiar radio yang punya prakarsa menggalang dukungan. Padahal SAYA dan pokrol bambu SAYA yang meminta lewat surat. Dikesankan khalayak jalan dan sadar sendiri. Padahal mereka tidak tau fakta dan duduk perkaranya.
Mereka lupa kalo ada perkara harus dengar dari dua pihak.
Karena terlanjur dusta maka sampai kapanpun SAYA tidak akan pernah ngaku bahwa iklan dukungan pendengar Radio XXX FM adalah kreasi SAYA dan pokrol bambu. Karena terlanjur dusta maka kasus si Parjoh yang saya bela tapi hanya SAYA yang boleh bicara kepada khalayak. Antisipasi agar jangan ada yang keceplosan lidah lalu kebohongan saya terbongkar.
Mumpung pendengar gak sadar akal bulus saya, "The Show of Lies" must go on, hehe.
Mumpung pendengar tidak ngeh cerita SAYA sengaja dibikin fiktif, remang-remang, supaya mudah mengelak jika diadukan secara hukum. SAYA punya banyak kepentingan di dalamnya yang orang tidak tau. Pokrol Bambu pun perlu duit dari Parmad yang bisa diraup duitnya. Biar menyakinkan Bilang aja SAYA aktifis HAM sejak jaman Orde Lama, orang tidak akan mencek track record apa betul SAYA penganut HAM? Mainkan Sihir Aksara .
Duh... astaga... Itulah pengalaman SAYA membohongi publik 20 tahun silam. Yang membuat SAYA tak nyaman hidup, dikejar kejar dosa dan selalu menambahi dengan kebohongan berlapis lapis. Temen temen semua SAYA bohongi, Astaga, Ampun...
Semoga tidak ada yang meniru kepandaian SAYA membohongi publik dan gemar berperkara di pengadilan untuk di blow up. Walau pengalaman 20 tahun silam itu, mungkin cuma mimpi belaka. Bila nyata lawanlah SAYA, siapapun SAYA dan siapa pendukung SAYA. Jika Anda yakin SAYA manusia tak luput dari khilaf. Agar SAYA lekas sembuh dari penyakit Ketagihan Dusta. Tidak menyalahgunakan Sihir Aksara.
Tak kalah penting adalah agar kebiasaan membohongi teman dan publik tidak menular. Radio jangan diperalat untuk ngarang cerita dari keterangan sepihak. Iklan Radio dukungan publik banyak saksi dan bukti dibuat atas permintaan SAYA, lho. Tapi dikatakan inisitip penyiar Radio dan publik. Demi akal bulus di Pengadilan. Bagaimana nanti Pengadilan Adat atas perkara Tanah Kuburan itu: Mau adu kebenaran ataukah Mau adu banyak rekayasa dukungan?
Soal hobi berperkara di pengadilan, jangankan sama Parmad orang lain. Orang serumahpun SAYA telanjangi di Radio dan ke polisi. Ampun...! *) kebenaran berbicara sendiri, tak haus dukungan, apalagi rekayasa.
Salam Tuljaenak
R
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H