Keduanya saling menerka. Bisa jadi masing-masing menyimpan misteri. Sebuah misteri yg sudah jelas motif dan mozaiknya, tapi belum jelas jatuh tempo tersusunnya kepingan-kepingan adegan oleh sutradara tunggal adikodrati .
Mereka meniti hari-hari yg berjalan begitu lambat. Mendung menggelayut mengancam dentuman halilintar hampir sepanjang hari. Sebentar-sebentar mentari menyembul menghangatkan daun-daun merindu. Lalu menyelinap kembali di balik kapas-kapas kelabu, yg tergores sapuan merah jingga, yg bergumul dg panas-dinginnya lembaran-lembaran cinta dan misteri.
Ketika sebuah rumah tangga yg dibangun dengan susah payah hanya berujud istana dengan retak-retak hampir pada semua dinding dan lantainya, keruntuhan hanya soal waktu. Kecuali ada inisiatif renovasi besar-besaran berbahan baku cinta-kasih, kejujuran, dan introspeksi.
Hati bertanya: Bagaimana sih bunyi selembar coretan misteri masa depan Rojali dan Savitri?
Akal bertanya: Nunggu apa lagi? Mau habiskan sisa umur dengan derita? Cerai saja!!!
Aku bertanya : ( hanya geleng-geleng kepala )
BERSAMBUNG
*
*
Salam Tuljaenak,
Ragile, 30-jan-2010
NB: Saya tertarik untuk menuliskan kisah ini dg desertai dialog fiktif karena pada ujung-ujungnya menemui akhir yg mengejutkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H