Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Teror Bola Mata Gadis Jelita

11 Maret 2010   15:11 Diperbarui: 13 Juni 2016   23:48 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_91458" align="alignright" width="127" caption="evil monster (shutterstock)"][/caption]

Mulanya siang itu terang benderang. Preman-preman lesehan di atas dipan di sebuah dusun tempat adu ayam jago di gelar saben hari dg taruhan jutaan Rupiah, di Losari Wetan Jawa Tengah. Ekor mata menangkap aroma surga.

Wah, ada cewek cakep nih….

Jokerseh bankit dari dipan di bawah pohon turi. Forum dialog liar dg kawan-kawan ngrumpi diakhiri secara sepihak. Demi seorang gadis jelita yg berjalan memotong kerumunan taman bermain 100 meter di seberang jalan. Seorang gadis yg baru pertama kali dilihatnya. Berambut pendek, berbadan seksi, berbusana ala wanita karir yg bergaji Dollar Amerika.

Neng, mau kemana neng? Boleh saya antar?"

Tak ada jawab, hanya senyum simpul sambil terus melaju. Jokerseh mengiringi layaknya sepasan kekasih mengejar bis kota terakhir di sebuah halte. Jokerseh mbatin. Wah, kayaknya ini cewek nurut dan langsung jatuh cintrong pada pandangan pertama. Sama dong… hihihihi. Dasar rejeki. Ketemu di jalan langsung siap pacaran, seddaaaap…hihihihi… Enaknya digiring ke mana yach supaya bisa dempet-dempetan? Akh, dia senyum-senyum terus sepanjang jalan. Hebat betul penampilan pertama saya. Sangat impresiv. Bikin cewek klepek-klepek hihihihi…

Neng, dari mana mau ke mana sih?

Tak ada jawab, hanya senyum simpul sambil terus melaju. Jokerseh mbatin. Hemm, makin clear, ini cewek sudah klepek-klepek makanya pasrah. Bola di tangan saya. Tinggal bagaimana memainkan bola secara apik bagaikan irama samba yg penuh gairah sebelum bola panas nyeplos ke gawang yg menganga, hahaha… Jangan buru-buru akh, nanti ketauan serakahnya. Etika sedikit dong buat pantes-pantes. Pura-pura kuat nahan napsu dg teori management qolbu supaya cewek ada respek dan percaya safetynya terjamin.

Neng, namanya siapa sih? Cantik banget kamu.”

Tak ada jawab, hanya senyum simpul sambil terus melaju. Jokerseh mbatin. Kalau diperhatikan ini cewek koq bulu matanya panjang amat, warnanya abu-abu, keliatannya wagu. Palsu ya?… Akh, nggak masalah, yg penting hati kita berdua sudah nyambung. Cinta sejati sudah terpatri dalam tempo sekejap, disaksikan oleh semua makhluk: makhluk halus, makhluk kasar (wadag), makhluk kasar yg doyan piara centeng makhluk halus, mahluk halus yg petakilan ngatur-ngatur mahluk kasar.

Neng, koq jalan terus. Duduk-duduk dulu yuk… Ngobrol-ngobrol apa keq…

Tak ada jawab, hanya senyum simpul sambil terus melaju. Jokerseh mbatin. Bangset. Asu edan. Sialan, sudah jauh nemeni jalan nih.... Rugi dong kalau cuma jalan bareng senggol-senggolan tangan thok. Akh, sabar dulu. Biar gimana senggolan tangannya saja terasa anget bener. Kayaknya sama-sama napsu nih. Sabar dulu akh, baru ketemu sekali masa iya ngajak cium-ciuman? Tidak etis kata Harmoko.

&&&

 

Tapi ini jalan sudah sepi, jauh dari keramaian. Banyak pohon lagi. Dan hari sudah mulai gelap. Tuh, sebelah kanan ada gubuk kosong. Kayaknya strategis buat sebuah koalisi asmara di arean sunyi tanpa saksi mata yg memberatkan alibi, mantaaaaaf….

Neng. Neng. Neng… Emm…Emm…Ek!”

Tiba-tiba si gadis berhenti. Berdiri tegak lurus. Kaku. Membelokan badan ke arah Jokerseh yg diam terpaku. Lalu mereka berhadap-hadapan. Dia mendekat, dekat sekali hampir keduanya berdempetan dada. Jokerseh deg-degan, jantung berdebar kencang. Jokerseh mbatin. Saat yg ditunggu-tunggu datang juga. Momentum kemesraan akan segera dimulai. Si cewek ternyata agresif. Jokerseh haqqul yakin. Kedua tangannya siap menyambut dekapan yg paling hot dg segala dampaknya. Termasuk dampak sistemik akibat percintaan dua makhluk yg belum saling kenal.

Kedua pasang mata saling pandang, Jokerseh tersenyum, si gadis menatap tajam. Tak sadar bulu kuduk Jokerseh merinding, entah isyarat ganjil dari lapisan langit ke berapa. Ketakutan merayap cepat ke seluruh nadi dan sendi. Pelan-pelan kelopak mata si gadis terbuka. Lebar…. Makin lebar. Kedua bola mata melotot. Mendelik... Meronta keluar dg paksa.

Kedua bola mata menggelembung…menggelembung… membesar seukuran bola pingpong…

Jokerseh menggigil seram menyaksiskan bola mata si gadis keluar dari kelopak mata. Dia berusaha melangkah mundur tapi sia-sia. Sekujur tubuhnya menggigil, gemetar ketakutan, lemas-lemas lunglai serasa semua tulang dilucuti dari daging. Dilihatnya tubuh si gadis berubah rupa. Membiru kelam semua kulit tubuhnya, memanjang semua bulu, kukuk dan rambutnya. Membengkak badanya sebesar kerbau.

Diiringi bau busuk bangkai menyengat hidung . Dia bukan lagi gadis yg tadi tapi seekor monster ganas dari alam kegelapan. Merasakan desakan horror dan terror paling mematikan, Jokerseh terkencing-kencing di hadapan monster yg pernah dicintainya setengah mati semenit yg lalu. Kedua telapak tangan berusaha menghalangi pandangan bengis penuh benci si monster. Lalu terdengar bunyi letusan .

“Tosss!!!”, "Craaat!!!"

 Kedua bola mata monster meletus pecah. Darah hitam muncrat ke mana-mana. Monster terkekeh-kekeh girang. Mengundang sorak-sorai dari kegelapan yg meraung-raung dg ritme mistis alunan mantra-mantra purba, asap dupa, dan amis darah hewan korban berceceran sepanjang lantai.

Jokerseh semakin gentar dan tak berdaya, lunglai dan nista bertatapan dg kelopak mata monster yg kosong melompong meninggalkan bekas darah hitam mengeras. Maut menjemput. Dari lembah asmara penuh bunga-bunga menuju altar neraka paling gelap dan beringas.

Wajah monster mendekat dalam jarak sesenti dari hidung Jokerseh. Pemuda tangung itu tak tahan lagi, ancaman maut di depan mata. Punggungnya meraskan penolakan tembok berpaku tumpul di semua sisi. Monster meringis dg senyum mengejek, kedua bola matanya kosong, meleleh darah hitam.

.....Mendekat… mendekat… mendekat…. Mulut menganga memerkan gigi-gigi taring untuk mencabik-cabik tubuh sampai semua kuku copot dari daging.

Jangaaan….. Jangaaaan…. Jangaaaaaaaaaan…..!!!”

Melengking keras jeritan, disusul “Huk Huk Huk…..” Jokerseh sesenggukan pasrah. Punggungnya terguncang-guncang hebat. Tak sadar meremas-remas kepalan tangan ke dalam lipatan pahanya yg basah kuyup.

Genangan air mata merembes menembus bluejeans hingga mata kaki. Dipejamkan kedua matanya rapat-rapat dalam gelap dan maut. Maut dan gelap. Sesenggukan pemuda Jokerseh kian menjadi-jadi, guncangan punggung kian tak terkendali, meronta liar. Air mata terus mengucur deras, sederas kucuran keringat dari handuk tukang becak yg dipelintir sekuat tenaga di tengah panas terik.

Tiba-tiba tangan kanannya menghujam ke bumi lalu teriak sejadi-jadinya.

“Tobaaat.... Tobaaaaat.... Ya Allah, Tobaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaattt!!!!

Sepi seketika.

&&&

Srigala melonglong panjang membangunkan bulu kuduk, rembulan pucat-pasi digelayuti ribuan kelelawar penghisap darah. Kuku jempol kaki Jokerseh tersangkut kain sutera di langit-langit palang bambu beraoma langu kulit kodok.

- TAMAT -

* Ragile, 11-mar-2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun