Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sayangku, Sampai Kapan Kita Begini? (Bab 2)

1 Maret 2010   01:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:41 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Nanti malam saya mau kerja lembur, nih. Mungkin sampai pagi." Rojali sambil siap-siap berangkat ngantor.

"Hmmm..." Savitri tak tertarik cari tahu. Jadwal arisan, rencana piknik dengan Komite Sekolah serta aktivitas yg bisa jauhan dg sang suami lebih membangkitkan gairahnya.

"Hari Minggu jadi nggak beli TV kecil buat si bungsu?" Rojali hampir selesai pakai sepatu kerja.

"Iya deh. Kalo bisa Merk Sony atau Toshiba aja," Savitri menunjukan minat.

"Nanti belanja bareng anak-anak atau..."

"Ya iya dong, ikut semua," Savitri memotong dengan nada penuh semangat, tersirat dari sorot matanya. Hanya fulus yg membuat komunikasi mulus.

Keduanya saling menerka. Bisa jadi masing-masing menyimpan misteri. Sebuah misteri yg sudah jelas motif dan mozaiknya, tapi belum jelas jatuh tempo tersusunnya kepingan-kepingan adegan oleh sutradara tunggal adikodrati.

Bagi Savitri adalah wajar curhat dg pria manapun termasuk mantan-mantan pacar dan mantan suami. Rojali yg nampak kampungan anggap itu jalan menuju selingkuh. Kebetulan pernah tangkap basah si dia menebar kata-kata cinta ke beberapa pria sekaligus. Semuanya pria beristri. Anehnya jika diminta pisahan tidak mau ketika Rojali menemukan si dia sejahat-jahatnya pasangan menurut versinya.

Savitri getol kehidupan serba modern. Dan itu diwujudkan dengan prilaku lain daripada yg lain. Misalnya suka duduk ngongkong di atas meja dg hot pants sambil nenteng rokok putih. Hobby pakai kaos singlet dan kadang nobra tidak sungkan ngobrol dg pria lain. Rojali yg kampungan miris melihat semua itu, baginya serupa perempuan nakal tak tahu akhlaq tak tahu tatakrama.

Lebih miris lagi umpatan-umpatan Savitri ngacir dg menyebut-nyebut sekitar alat kemaluan pria maupun wanita dg rasa bangga. "Cuma mulut dong yg kotor, hati saya sih nggak...." dijadikan tameng seolah Rojali tidak tahu bahwa mulut yg kotor keluar dari hati yg kotor. Tiba-tiba Rojali ingat penyakit serius sekitar alat vital atas dan bawah istrinya, hampir serempak ketika Savitri teringat sakit hatinya dulu ditinggal pergi suaminya yg maksa buka-bukaan isi dompet-tas-laci-almari-HP-RekeningBank.

Ketika dua hati bersebrangan prinsip secara tajam, oooh,,, hasrat saling menyakiti tak kurang tajamnya menyayat-nyayat sekeping daging yg dinamakan hati. Hingga ada inisiatif renovasi besar-besaran berbahan baku cinta-kasih, kejujuran, dan introspeksi. Apapun solusinya: Terus atau putus?!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun