Mohon tunggu...
Randhi P.F.H
Randhi P.F.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Editorial

Pembelajar seumur hidup, penulis kelas "kencur" yang berharap tulisannya bisa memberi pencerahan bagi khalayak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merajut Adab di Antara Penghujat dan Terhujat

8 Mei 2016   23:45 Diperbarui: 8 Mei 2016   23:51 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penghujat selalu merasa benar dan kuat

Terhujat selalu merasa keder dan sekarat

 

Terkadang berganti posisi

Dianggap takdir hidup selama di jagat

 

Kalau bertingkah masih laknat

Gemar pula embuskan mudarat

Tak usah berkicau koar apa itu maslahat

 

Adakalanya "kita" jahat

Selepas itu masa merenung lalu tobat

Ikhtiar membangun adab

Bukan menimpa biadab dengan biadab

 

Tidak menghujat dan dihujat

Tak pernah merasa benar dan hebat 

Memanusiakan manusia, itulah fitrah dan tekad

 

Salam Kemanusiaan

Medan, 8 Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun