1. Definisi dan Konsep Dasar Komunikasi Politik
Menurut McNair (2003), komunikasi politik adalah "semua bentuk komunikasi yang dilakukan oleh aktor politik dengan tujuan memengaruhi opini publik." Dalam definisi ini, aktor politik mencakup individu seperti kandidat atau pejabat publik, organisasi seperti partai politik, hingga media yang berperan sebagai penyampai pesan.Â
Lasswell (1948) mendefinisikan komunikasi melalui model klasik "Who says what, in which channel, to whom, and with what effect," yang menjadi kerangka penting dalam memahami proses komunikasi politik.
Komunikasi politik dapat dilakukan melalui berbagai saluran, baik tradisional maupun digital, dengan pesan yang dirancang untuk menarik perhatian, menciptakan kesadaran, dan memotivasi tindakan. Kampanye politik adalah salah satu contoh aplikasi komunikasi politik yang paling menonjol, di mana aktor politik menggunakan strategi yang terencana untuk membangun citra, memperkenalkan program, dan meraih dukungan.
2. Teori Komunikasi yang Relevan dalam Kampanye Politik
Beberapa teori komunikasi relevan dalam mendukung pemahaman tentang komunikasi politik sebagai alat kampanye yang efektif:
Teori Agenda-Setting
McCombs dan Shaw (1972) menjelaskan bahwa media memiliki kemampuan untuk menentukan isu apa yang dianggap penting oleh masyarakat. Dalam kampanye politik, kandidat menggunakan media untuk mengarahkan perhatian masyarakat pada isu-isu tertentu yang sesuai dengan platform politik mereka.
Teori Framing
Teori ini menyoroti bagaimana cara penyajian pesan memengaruhi interpretasi audiens. Dalam komunikasi politik, framing digunakan untuk menciptakan narasi tertentu, seperti menekankan keberhasilan kandidat atau memberikan solusi atas masalah masyarakat.
Teori Spiral of Silence