Mohon tunggu...
Rafly Ravana Gymnastiar
Rafly Ravana Gymnastiar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa aktif dari program studi Film dan Televisi Universitas Pendidikan Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Harapan Teater Indonesia agar Dapat Bersaing di Kancah Internasional

28 Maret 2023   11:52 Diperbarui: 28 Maret 2023   12:02 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Teater adalah seni pertunjukan yang melibatkan sekelompok orang yang bekerja sama untuk menciptakan sebuah cerita dan menampilkan adegan-adegan tersebut di depan penonton. Teater melibatkan banyak unsur, seperti dialog, musik, tari, gerakan tubuh, kostum, dan set properti, yang semuanya disinkronkan untuk menciptakan pengalaman yang menarik bagi penonton.

Sejarah teater dapat ditelusuri hingga ke zaman kuno di Yunani dan Romawi. Di Yunani, teater dianggap sebagai bagian dari upacara keagamaan dan dianggap penting bagi pembentukan identitas bangsa. Pada saat itu, teater diadakan di stadion terbuka dan dihadiri oleh ribuan orang. Karya-karya terkenal seperti Oedipus Rex dan Antigone karya Sophocles, serta Iliad dan Odyssey karya Homer, lahir di sana.

Pada zaman modern, teater berkembang menjadi beberapa bentuk, seperti teater musikal, teater non-verbal, dan teater eksperimental. Teater musikal adalah bentuk teater yang menggabungkan dialog, musik, dan tarian untuk menceritakan sebuah cerita. Teater non-verbal menggunakan gerakan tubuh dan tari untuk menceritakan sebuah cerita tanpa menggunakan dialog. Sedangkan teater eksperimental mencoba untuk memecahkan batasan-batasan tradisional dalam teater dan mencari bentuk baru yang lebih eksploratif.

Dalam teater, ada beberapa peran yang harus dipenuhi oleh setiap orang yang terlibat dalam pertunjukan. Seorang sutradara bertanggung jawab atas arahan dan koordinasi seluruh elemen dalam pertunjukan, seperti penampilan para aktor, pengaturan panggung, dan pencahayaan. Aktor adalah orang-orang yang memerankan karakter dalam cerita. Mereka bertanggung jawab untuk memahami karakter dan menjalankan skrip yang ditulis oleh penulis naskah. Penulis naskah adalah orang yang menulis skrip yang diikuti oleh para aktor selama pertunjukan. Penulis naskah bertanggung jawab atas pengembangan karakter dan alur cerita yang menarik. Para pemain musik bertanggung jawab atas musik yang diputar selama pertunjukan.

Selain itu, teater juga mengandung pesan-pesan moral dan sosial yang ditampilkan dalam cerita yang diperankan. Karya-karya teater sering mengangkat isu-isu sosial dan politik yang dihadapi oleh masyarakat, seperti diskriminasi, penindasan, dan ketidakadilan. Pertunjukan teater dapat menjadi sarana untuk membangkitkan kesadaran dan pemahaman tentang isu-isu tersebut, dan untuk memotivasi penonton untuk bertindak dalam menghadapinya.

Teater juga dapat memberikan manfaat bagi penonton. Pertama, teater dapat memberikan pengalaman belajar yang unik. Dalam teater, penonton dapat belajar dari cerita yang diperankan, dan merenungkan makna dan pesan yang terkandung di dalamnya. Kedua, teater dapat memberikan hiburan yang bermanfaat. Pertunjukan teater yang menarik dapat membuat penonton terhibur.

Teater di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Bentuk teater pertama di Indonesia dikenal dengan sebutan wayang, yang berasal dari kata "bayang" karena pertunjukan wayang dilakukan dengan memperlihatkan bayangan tokoh-tokoh dalam sebuah cerita.

Wayang terdiri dari dua jenis, yaitu wayang kulit dan wayang orang. Wayang kulit menggunakan boneka kulit yang diproyeksikan di belakang layar dengan menggunakan lampu dan musik gamelan. Sementara itu, wayang orang adalah bentuk teater yang menggunakan aktor manusia yang memerankan tokoh-tokoh dalam sebuah cerita.

Pada masa penjajahan Belanda, teater mengalami perubahan karena pengaruh teater Eropa masuk ke Indonesia. Pada tahun 1926, kelompok teater pertama di Indonesia, yaitu Lief Java, didirikan oleh seorang seniman bernama Mas Marco Kartodikromo. Kelompok ini memperkenalkan teater modern dan memperkenalkan bahasa Indonesia sebagai bahasa teater.

Pada tahun 1950-an dan 1960-an, teater semakin berkembang di Indonesia. Pemerintah Indonesia membuka Sekolah Tinggi Teater Nasional (STSN) di Jakarta pada tahun 1962, yang kemudian menjadi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada tahun 1978. IKJ menjadi salah satu perguruan tinggi seni terkemuka di Indonesia, dan melahirkan banyak seniman teater terkenal, seperti Riantiarno, Garin Nugroho, dan Riri Riza.

Selain itu, beberapa kelompok teater terkenal juga lahir pada saat itu, seperti Teater Populer dan Bengkel Teater. Teater Populer didirikan oleh sutradara legendaris Indonesia, Arifin C. Noer, dan dikenal dengan pertunjukan teater politiknya yang kontroversial. Bengkel Teater, yang didirikan oleh Sunaryo dan Putu Wijaya, merupakan kelompok teater eksperimental yang mencoba memecahkan batasan-batasan dalam teater dan mencari bentuk-bentuk baru.

Di era Orde Baru, teater Indonesia mengalami kendala karena banyaknya sensor dan pembatasan dari pemerintah. Namun, teater masih tetap berkembang dengan adanya kelompok-kelompok teater alternatif yang bermunculan. Beberapa di antaranya adalah Teater Koma, Teater Garasi, dan Teater Gandrik.

Teater Koma, yang didirikan pada tahun 1977, dikenal dengan pertunjukan teater musikalnya yang komikal dan inovatif. Teater Garasi, yang didirikan pada tahun 1993, merupakan kelompok teater eksperimental yang mencoba memadukan teater, tari, musik, dan seni visual. Sementara itu, Teater Gandrik, yang didirikan pada tahun 1971, mengambil tema-tema lokal dan tradisional dalam pertunjukan mereka.

Pada era Reformasi, teater semakin berkembang dan menemukan kembali makna dan perannya sebagai bagian dari budaya dan seni Indonesia. Beberapa kelompok teater baru muncul, seperti Teater Satu, Teater Koma 2, dan Teater Mandiri.

Dalam teater ada sosok penting yang bertanggung jawab atas jalannya cerita maupun dalam membentuk kualitas sang aktor yakni, Pelatih. Seorang pelatih teater adalah seorang profesional yang bertanggung jawab untuk melatih dan membimbing para aktor dan pemain teater dalam segala hal yang berkaitan dengan seni teater, seperti teknik akting, koreografi gerakan, dan pengembangan karakter. Pelatih teater juga bertanggung jawab untuk memilih dan mengarahkan produksi teater, mempersiapkan jadwal latihan, dan memberikan umpan balik kepada para pemain untuk membantu mereka meningkatkan keterampilan mereka.

Seorang pelatih teater biasanya memiliki latar belakang dalam seni teater, baik sebagai aktor, sutradara, atau penulis. Mereka juga memiliki keterampilan interpersonal yang kuat, kreativitas, dan keahlian dalam mengelola proyek.

Ada beberapa alasan mengapa seseorang tertarik menjadi pelatih teater. Pertama, mereka mungkin memiliki hasrat yang kuat terhadap seni teater dan ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dengan orang lain. Kedua, menjadi pelatih teater dapat memberikan kesempatan untuk terus belajar dan berkembang dalam seni teater, serta untuk terus mengeksplorasi kreativitas mereka. Ketiga, sebagai pelatih teater, seseorang dapat mempengaruhi dan membentuk karir para aktor dan pemain teater muda, serta memberikan kontribusi yang berarti terhadap industri seni teater secara keseluruhan.

Selain itu, sebagai pelatih teater, seseorang juga dapat merasakan kepuasan dalam membantu para pemain teater mengatasi tantangan dan kesulitan dalam mengembangkan keterampilan mereka, serta memberikan kesempatan untuk membentuk karakter dan kepribadian para pemain. Sebagai seorang pelatih teater, seseorang juga dapat terus memperkuat hubungan sosial dan membangun komunitas di dalam industri seni teater.

Kesimpulannya, menjadi pelatih teater adalah pilihan karir yang menarik bagi mereka yang memiliki hasrat dan minat yang kuat dalam seni teater, serta keterampilan interpersonal, kreativitas, dan kemampuan manajemen proyek yang kuat. Pelatih teater dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi industri seni teater dan membantu para pemain teater muda untuk berkembang dan mengeksplorasi potensi kreativitas mereka.

Meskipun menjadi pelatih teater adalah karir yang menarik, tetapi seperti bidang lainnya, pelatih teater juga menghadapi beberapa kendala dalam melatih dan membimbing para pemain teater. Berikut ini adalah beberapa kendala umum yang dihadapi oleh pelatih teater:

  • Keterbatasan waktu dan anggaran: Keterbatasan waktu dan anggaran adalah kendala umum dalam industri seni teater. Pelatih teater sering menghadapi batasan waktu dan anggaran yang ketat untuk mempersiapkan dan memproduksi pementasan teater. Ini dapat membatasi kemampuan pelatih untuk melatih pemain secara intensif dan menyediakan sumber daya yang cukup untuk produksi teater yang berkualitas.
  • Keterbatasan jumlah pemain: Keterbatasan jumlah pemain juga dapat menjadi kendala dalam melatih teater. Terkadang, pelatih hanya memiliki sedikit pemain dalam produksi teater, yang dapat membuat sulit untuk memenuhi kebutuhan produksi. Di sisi lain, pelatih juga mungkin memiliki terlalu banyak pemain dalam produksi teater, yang dapat membuat sulit untuk memberikan perhatian yang cukup kepada masing-masing pemain.
  • Perbedaan tingkat keterampilan pemain: Pelatih teater sering menghadapi tantangan dalam menghadapi perbedaan tingkat keterampilan antara pemain. Beberapa pemain mungkin memiliki pengalaman yang lebih luas dan keterampilan yang lebih baik dalam akting dan lain-lain, sementara yang lainnya mungkin memulai karir di bidang teater. Ini dapat membuat sulit untuk memenuhi kebutuhan dan memenuhi harapan dari semua pemain dalam produksi.
  • Keterbatasan ruang dan fasilitas: Keterbatasan ruang dan fasilitas juga dapat menjadi kendala dalam melatih dan mempersiapkan produksi teater. Pelatih teater dapat mengalami kesulitan dalam menemukan ruang latihan yang memadai dan fasilitas untuk produksi teater yang layak.
  • Tantangan teknis: Produksi teater juga dapat melibatkan banyak tantangan teknis, seperti pencahayaan, efek khusus, dan suara. Pelatih teater mungkin perlu bekerja dengan teknisi teater dan perancang untuk memastikan bahwa semua aspek produksi berjalan dengan baik.

Kesimpulannya, pelatih teater menghadapi beberapa kendala dalam melatih dan memproduksi pementasan teater, seperti keterbatasan waktu dan anggaran, keterbatasan jumlah pemain, perbedaan tingkat keterampilan pemain, keterbatasan ruang dan fasilitas, serta tantangan teknis. Namun, pelatih teater dapat mengatasi kendala ini dengan kreativitas dan ketekunan, serta dengan bekerja sama dengan semua anggota tim produksi.

Teater dan era digital memiliki hubungan yang kompleks dan terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Seiring dengan munculnya internet dan media sosial, teater tidak lagi hanya mengandalkan panggung dan penonton langsung, namun juga dapat menjangkau publik secara online melalui platform digital.

Salah satu bentuk teater yang telah berevolusi menjadi era digital adalah teater interaktif. Teater interaktif memungkinkan penonton untuk berinteraksi dengan para pemain atau aktor melalui teknologi digital, seperti telepon atau internet. Dalam teater interaktif, penonton dapat memilih jalan cerita dan menentukan hasil akhir pertunjukan.

Selain itu, teater virtual juga menjadi tren baru dalam era digital. Teater virtual memungkinkan penonton untuk menyaksikan pertunjukan langsung melalui internet, baik secara live streaming atau rekaman video. Teater virtual memberikan keuntungan bagi penonton yang tidak dapat hadir secara fisik di panggung, seperti orang yang tinggal di luar negeri atau mereka yang memiliki keterbatasan fisik.

Namun, meskipun teater virtual memungkinkan jangkauan yang lebih luas, teater langsung atau teater fisik tetap memiliki nilai yang tak ternilai bagi pengalaman teater. Dalam teater langsung, penonton dapat merasakan energi dan emosi yang dihasilkan oleh aktor secara langsung, dan pengalaman ini tidak dapat direplikasi melalui teknologi digital.

Selain itu, teater juga dapat memanfaatkan teknologi digital dalam produksi dan promosi. Seiring dengan perkembangan teknologi visual dan suara, teater dapat menciptakan efek-efek yang lebih realistis dan menarik dalam pertunjukan mereka. Selain itu, teknologi digital juga dapat membantu dalam promosi teater, seperti pembuatan video trailer, promosi di media sosial, dan pembuatan situs web yang menarik.

Namun, penggunaan teknologi digital dalam teater juga menimbulkan beberapa tantangan dan masalah. Salah satu masalah adalah masalah hak cipta. Dalam teater virtual, penonton dapat dengan mudah merekam atau membagikan pertunjukan secara ilegal, yang dapat merugikan para pemain dan produser.

Selain itu, teater juga dapat menghadapi tantangan dalam menciptakan pengalaman yang menarik bagi penonton dalam era digital. Dalam teater virtual, penonton dapat dengan mudah terganggu oleh faktor-faktor luar, seperti panggilan telepon atau perangkat lainnya. Oleh karena itu, teater perlu menciptakan pengalaman yang menarik dan mengejutkan bagi penonton agar mereka tetap terlibat dan tidak terganggu.

Namun, teater dan teknologi digital juga dapat saling melengkapi dan memperkaya satu sama lain. Teknologi digital dapat membantu dalam produksi, promosi, dan jangkauan, sedangkan teater dapat menciptakan pengalaman yang mendalam dan berbeda dari pengalaman digital lainnya. Dalam era digital yang terus berkembang, teater dapat menjadi ruang yang kreatif dan inovatif bagi seniman dan penonton untuk mengeksplorasi potensi baru dan menciptakan pengalaman lainya.

Era digital telah membawa perubahan yang signifikan dalam banyak aspek kehidupan manusia, termasuk seni dan budaya. Teater sebagai salah satu bentuk seni panggung juga mengalami perubahan dan tantangan dalam era digital ini. Berikut ini adalah beberapa dampak era digital pada teater:

  • Perubahan cara memproduksi dan menghadirkan teater: Era digital membawa perubahan pada cara memproduksi dan menghadirkan teater. Dalam beberapa tahun terakhir, teater digital telah menjadi semakin populer. Teater digital memungkinkan produksi teater dapat diakses secara online dan ditonton di mana saja, kapan saja, dengan menggunakan perangkat elektronik seperti laptop, tablet, atau smartphone. Ini membuka peluang baru bagi produksi teater untuk menjangkau khalayak yang lebih luas di seluruh dunia.
  • Tantangan dalam mempertahankan interaksi langsung: Teater selalu dikaitkan dengan interaksi langsung antara para pemain dan penonton. Namun, dalam era digital ini, interaksi langsung ini dapat terganggu karena penonton tidak lagi hadir di tempat pertunjukan. Teater digital dapat menawarkan pengalaman teater yang berbeda, tetapi tidak dapat menggantikan pengalaman langsung dari pertunjukan teater di atas panggung.
  • Peningkatan kreativitas dalam produksi teater: Era digital juga membuka peluang baru bagi pelatih dan pemain teater untuk lebih kreatif dalam memproduksi pementasan teater. Teknologi dapat digunakan untuk membuat efek khusus, pengaturan panggung yang lebih realistis, atau memperkaya konten pementasan dengan konten multimedia.
  • Akses ke informasi dan sumber daya: Era digital juga membuka akses yang lebih besar ke informasi dan sumber daya bagi pelatih dan pemain teater. Banyak sumber daya dan tutorial online tersedia yang dapat membantu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam bidang teater. Selain itu, pelatih dan pemain teater dapat menggunakan media sosial dan platform online untuk mempromosikan produksi teater mereka dan terhubung dengan audiens dan industri teater.

Kesimpulannya, era digital telah membawa perubahan signifikan dalam teater. Peluang baru dan tantangan muncul dalam produksi teater dan mempertahankan interaksi langsung antara pemain dan penonton. Namun, teater juga dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kreativitas dan akses ke informasi dan sumber daya.

Teater Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan tradisi dan kebudayaan. Sejak masa pra-kolonial, Indonesia telah memiliki bentuk-bentuk teater tradisional seperti wayang, lenong, jaipong, dan masih banyak lagi. Selain itu, teater modern di Indonesia juga telah berkembang sejak masa kolonial, dengan pengaruh dari budaya Barat dan Asia.

Meskipun demikian, pertanyaan mengenai apakah teater Indonesia dapat bersaing dengan teater luar negeri menjadi perdebatan yang kompleks dan sulit untuk dijawab dengan pasti. Beberapa faktor yang memengaruhi kemampuan teater Indonesia untuk bersaing dengan teater luar negeri antara lain kualitas produksi, jumlah penggemar, dan dukungan dari pemerintah dan masyarakat.

Dalam hal kualitas produksi, teater luar negeri umumnya memiliki keunggulan dalam hal teknologi, peralatan, dan fasilitas produksi. Beberapa teater luar negeri, seperti West End di London dan Broadway di New York, memiliki panggung, pencahayaan, dan sistem suara yang canggih dan modern. Selain itu, para aktor, sutradara, dan penulis skenario di teater luar negeri sering kali telah memiliki pengalaman dan pendidikan yang lebih luas dan berkualitas.

Namun, teater Indonesia juga memiliki keunggulan dalam hal keunikan dan keaslian budaya. Teater tradisional Indonesia, seperti wayang dan lenong, memiliki keunikan dan kekhasan yang sulit untuk ditemukan di teater luar negeri. Selain itu, teater modern Indonesia juga seringkali mencerminkan kehidupan dan masalah sosial di Indonesia dengan cara yang autentik dan menginspirasi.

Dalam hal jumlah penggemar, teater luar negeri umumnya memiliki basis penggemar yang lebih besar dan lebih internasional. Teater-teater terkenal seperti West End dan Broadway dapat menarik penggemar dari seluruh dunia untuk menonton pertunjukan mereka. Namun, teater Indonesia juga memiliki basis penggemar yang besar, terutama di kalangan penggemar teater tradisional.

Dalam hal dukungan dari pemerintah dan masyarakat, teater luar negeri seringkali mendapatkan lebih banyak dukungan dalam hal subsidi, promosi, dan penghargaan. Di beberapa negara, pemerintah bahkan menganggap teater sebagai bagian penting dari kebudayaan nasional dan memberikan dukungan yang besar dalam hal pendanaan dan fasilitas. Namun, di Indonesia, dukungan untuk teater seringkali kurang, terutama untuk teater independen dan non-komersial.

Teater Indonesia mampu bersaing dengan teater luar negeri karena beberapa faktor berikut:

  • Keberagaman budaya: Indonesia memiliki keberagaman budaya yang sangat kaya, sehingga teater Indonesia mampu memanfaatkan kekayaan tersebut untuk menciptakan karya-karya yang unik dan berbeda dari teater luar negeri. Keberagaman ini mencakup ragam bahasa, adat istiadat, tari, musik, dan seni lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi atau inspirasi.
  • Talenta dan kreativitas: Indonesia memiliki banyak bakat muda di bidang seni, termasuk di bidang teater. Mereka memiliki kreativitas dan keinginan untuk menciptakan karya-karya yang berkualitas dan inovatif. Selain itu, mereka juga memiliki kemampuan teknis yang baik, seperti tata panggung, tata cahaya, dan tata suara, yang membuat pertunjukan teater Indonesia semakin memukau.
  • Perkembangan teknologi: Teknologi terus berkembang, dan teater Indonesia juga mengikuti perkembangan tersebut. Misalnya, penggunaan teknologi multimedia dalam pertunjukan teater dapat membuat pertunjukan semakin menarik dan memberikan pengalaman yang berbeda bagi penonton.
  • Dukungan pemerintah dan masyarakat: Pemerintah Indonesia memberikan dukungan terhadap seni dan budaya, termasuk teater. Hal ini tercermin dari adanya dana bantuan untuk produksi teater dan pengembangan infrastruktur teater. Selain itu, masyarakat Indonesia juga semakin sadar akan pentingnya seni dan budaya, sehingga mereka lebih terbuka untuk menikmati pertunjukan teater.

Dengan adanya faktor-faktor di atas, teater Indonesia mampu bersaing dengan teater luar negeri dan bahkan menciptakan karya-karya yang lebih unik dan menarik.

Teater merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan yang telah berkembang sejak lama di Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman, teater juga mengalami banyak perubahan dan tantangan. Untuk itu, harapan untuk teater Indonesia kedepannya sangat penting untuk memastikan keberlangsungan dan kemajuan seni pertunjukan ini.

  1. Kreativitas dan Inovasi

Salah satu harapan utama untuk teater Indonesia kedepannya adalah terus meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam menciptakan karya seni pertunjukan. Para seniman teater perlu terus berinovasi dan menciptakan karya-karya yang menarik serta relevan dengan zaman. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan memperluas tema dan genre yang diangkat, atau dengan memperkenalkan teknologi-teknologi baru dalam produksi pertunjukan.

  1. Pengembangan Profesionalisme

Selain meningkatkan kreativitas, para seniman teater Indonesia juga perlu meningkatkan profesionalisme dalam semua aspek produksi pertunjukan, mulai dari naskah hingga akting, desain panggung, dan pengelolaan. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas produksi dan menghadirkan karya-karya seni pertunjukan yang berkualitas tinggi dan memikat.

  1. Ekspansi Ke Luar Negeri

Indonesia memiliki berbagai ragam budaya dan seni tradisional yang sangat beragam, sehingga seniman teater Indonesia memiliki potensi besar untuk dapat menarik perhatian dunia internasional. Untuk itu, salah satu harapan utama untuk teater Indonesia kedepannya adalah untuk memperluas jangkauan pertunjukan dan memperluas pangsa pasar dengan mengadakan tur ke luar negeri dan mengikuti festival teater internasional. Dengan demikian, seniman teater Indonesia dapat memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional dan memperluas jaringan seniman internasional.

  1. Kolaborasi

Kolaborasi antar-seniman dan lembaga pendidikan juga diharapkan dapat menjadi jembatan pengembangan bakat seni pertunjukan di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan workshop, pelatihan, atau seminar untuk para seniman dan mahasiswa yang tertarik dalam dunia seni pertunjukan. Dalam kolaborasi ini, para seniman dan mahasiswa dapat saling bertukar pengalaman, ide, dan inspirasi untuk menciptakan karya-karya seni pertunjukan yang lebih bermutu tinggi.

  1. Menjaga Kearifan Lokal

Indonesia memiliki beragam kekayaan budaya dan kearifan lokal yang perlu terus dipelihara dan dijaga. Oleh karena itu, para seniman teater Indonesia juga diharapkan dapat menjaga kearifan lokal dan budaya Indonesia dalam setiap karya seni pertunjukan, sekaligus membuka peluang untuk berkolaborasi dengan budaya seni pertunjukan dari luar negeri.

Dengan harapan berikut, semoga saja dunia teater di Indonesia dapat mampu bersaing di kancah internasional. Karena selain dapat membanggakan tanah air, melalui teater inipun kita dapat memperkenalkan seni dan budaya Indonesia ke luar negeri. Lalu, kita pun dapat menunjukkan bahwa kita mampu bersaing dengan modal kearifan lokal yang kita punya dari berbagai macam budaya yang ada di Indonesia melalui pertunjukan seni panggung atau seni teater. Beberapa contoh pun bisa kita ambil dari banyaknya para aktor Indonesia yang berlabuh atau mendapatkan kesempatan bermain seni peran di luar negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun