Di era Orde Baru, teater Indonesia mengalami kendala karena banyaknya sensor dan pembatasan dari pemerintah. Namun, teater masih tetap berkembang dengan adanya kelompok-kelompok teater alternatif yang bermunculan. Beberapa di antaranya adalah Teater Koma, Teater Garasi, dan Teater Gandrik.
Teater Koma, yang didirikan pada tahun 1977, dikenal dengan pertunjukan teater musikalnya yang komikal dan inovatif. Teater Garasi, yang didirikan pada tahun 1993, merupakan kelompok teater eksperimental yang mencoba memadukan teater, tari, musik, dan seni visual. Sementara itu, Teater Gandrik, yang didirikan pada tahun 1971, mengambil tema-tema lokal dan tradisional dalam pertunjukan mereka.
Pada era Reformasi, teater semakin berkembang dan menemukan kembali makna dan perannya sebagai bagian dari budaya dan seni Indonesia. Beberapa kelompok teater baru muncul, seperti Teater Satu, Teater Koma 2, dan Teater Mandiri.
Dalam teater ada sosok penting yang bertanggung jawab atas jalannya cerita maupun dalam membentuk kualitas sang aktor yakni, Pelatih. Seorang pelatih teater adalah seorang profesional yang bertanggung jawab untuk melatih dan membimbing para aktor dan pemain teater dalam segala hal yang berkaitan dengan seni teater, seperti teknik akting, koreografi gerakan, dan pengembangan karakter. Pelatih teater juga bertanggung jawab untuk memilih dan mengarahkan produksi teater, mempersiapkan jadwal latihan, dan memberikan umpan balik kepada para pemain untuk membantu mereka meningkatkan keterampilan mereka.
Seorang pelatih teater biasanya memiliki latar belakang dalam seni teater, baik sebagai aktor, sutradara, atau penulis. Mereka juga memiliki keterampilan interpersonal yang kuat, kreativitas, dan keahlian dalam mengelola proyek.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang tertarik menjadi pelatih teater. Pertama, mereka mungkin memiliki hasrat yang kuat terhadap seni teater dan ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dengan orang lain. Kedua, menjadi pelatih teater dapat memberikan kesempatan untuk terus belajar dan berkembang dalam seni teater, serta untuk terus mengeksplorasi kreativitas mereka. Ketiga, sebagai pelatih teater, seseorang dapat mempengaruhi dan membentuk karir para aktor dan pemain teater muda, serta memberikan kontribusi yang berarti terhadap industri seni teater secara keseluruhan.
Selain itu, sebagai pelatih teater, seseorang juga dapat merasakan kepuasan dalam membantu para pemain teater mengatasi tantangan dan kesulitan dalam mengembangkan keterampilan mereka, serta memberikan kesempatan untuk membentuk karakter dan kepribadian para pemain. Sebagai seorang pelatih teater, seseorang juga dapat terus memperkuat hubungan sosial dan membangun komunitas di dalam industri seni teater.
Kesimpulannya, menjadi pelatih teater adalah pilihan karir yang menarik bagi mereka yang memiliki hasrat dan minat yang kuat dalam seni teater, serta keterampilan interpersonal, kreativitas, dan kemampuan manajemen proyek yang kuat. Pelatih teater dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi industri seni teater dan membantu para pemain teater muda untuk berkembang dan mengeksplorasi potensi kreativitas mereka.
Meskipun menjadi pelatih teater adalah karir yang menarik, tetapi seperti bidang lainnya, pelatih teater juga menghadapi beberapa kendala dalam melatih dan membimbing para pemain teater. Berikut ini adalah beberapa kendala umum yang dihadapi oleh pelatih teater:
- Keterbatasan waktu dan anggaran: Keterbatasan waktu dan anggaran adalah kendala umum dalam industri seni teater. Pelatih teater sering menghadapi batasan waktu dan anggaran yang ketat untuk mempersiapkan dan memproduksi pementasan teater. Ini dapat membatasi kemampuan pelatih untuk melatih pemain secara intensif dan menyediakan sumber daya yang cukup untuk produksi teater yang berkualitas.
- Keterbatasan jumlah pemain: Keterbatasan jumlah pemain juga dapat menjadi kendala dalam melatih teater. Terkadang, pelatih hanya memiliki sedikit pemain dalam produksi teater, yang dapat membuat sulit untuk memenuhi kebutuhan produksi. Di sisi lain, pelatih juga mungkin memiliki terlalu banyak pemain dalam produksi teater, yang dapat membuat sulit untuk memberikan perhatian yang cukup kepada masing-masing pemain.
- Perbedaan tingkat keterampilan pemain: Pelatih teater sering menghadapi tantangan dalam menghadapi perbedaan tingkat keterampilan antara pemain. Beberapa pemain mungkin memiliki pengalaman yang lebih luas dan keterampilan yang lebih baik dalam akting dan lain-lain, sementara yang lainnya mungkin memulai karir di bidang teater. Ini dapat membuat sulit untuk memenuhi kebutuhan dan memenuhi harapan dari semua pemain dalam produksi.
- Keterbatasan ruang dan fasilitas: Keterbatasan ruang dan fasilitas juga dapat menjadi kendala dalam melatih dan mempersiapkan produksi teater. Pelatih teater dapat mengalami kesulitan dalam menemukan ruang latihan yang memadai dan fasilitas untuk produksi teater yang layak.
- Tantangan teknis: Produksi teater juga dapat melibatkan banyak tantangan teknis, seperti pencahayaan, efek khusus, dan suara. Pelatih teater mungkin perlu bekerja dengan teknisi teater dan perancang untuk memastikan bahwa semua aspek produksi berjalan dengan baik.
Kesimpulannya, pelatih teater menghadapi beberapa kendala dalam melatih dan memproduksi pementasan teater, seperti keterbatasan waktu dan anggaran, keterbatasan jumlah pemain, perbedaan tingkat keterampilan pemain, keterbatasan ruang dan fasilitas, serta tantangan teknis. Namun, pelatih teater dapat mengatasi kendala ini dengan kreativitas dan ketekunan, serta dengan bekerja sama dengan semua anggota tim produksi.
Teater dan era digital memiliki hubungan yang kompleks dan terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Seiring dengan munculnya internet dan media sosial, teater tidak lagi hanya mengandalkan panggung dan penonton langsung, namun juga dapat menjangkau publik secara online melalui platform digital.