"MUSIK DI RUMAH"
Tangga nada sudah berderet menyambut mu
Bersiap memijat jemari mu yang mulai kaku
Katamu kau sudah tak bisa berdansa seperti dulu
Alat musik dirumah mu memang tak semegah duluÂ
Tapi nada-nadanya tetap utuh
Nada rendah yang berbisik indah
Nada tinggi yang menggelorakan hati
Ketuk lah pintu bunyi ituÂ
mereka akan saling menyeru
Menyulam alunan yang syahdu
hingga kau hanya bisa terharuÂ
Bersama musik yang ada dihalaman rumah muÂ
Suara yang terungku kembali merdu
"LAYANGAN PUDAR"
Â
Pemandangan yang jarang ditemui pada anak zaman sekarang
Rasanya menyenangkan sekali melihat anak-anak bermain layangan
Tapi seiring perkembangan zaman permainan layangan hilang
Sepertinya anak-anak menginginkan waktu lebih lamaÂ
Bermain lah bersama nya
Sayangi lah mereka
Buatlah keharmonisan bersamaÂ
Karena mereka adalah amanah yang maha kuasa
"BUNGA-BUNGA KU"
Halaman kutanami melati
Kalau saja kutanami Kamboja
Semakin komplit menuju bunga tujuh rupaÂ
Siapa tau nanti ada perayaan dirumah kuÂ
Mengikuti budaya dan tradisi
Ku siapkan saja lebih disiniÂ
Kini rumah ku kian asriÂ
Dengan bunga warna-warni
Penanda rumah ku ini berpenghuni
"LAYANGAN SELARAS "
Menggantang layang-layang
Melukis wajah mu di awan-awanÂ
Langit merona dan terbita anak gembala
Berhenti tetembangan dan angin berhenti seketika
Benang ku nyangkut di tiang
Aku pun bergegas datang
Menghampiri nyaÂ
Aku senang telah kembali layangan ku
Dan aku kembali melukis wajah mu di awan-awan
"RAMBUT "
Sampai menyelaraskan pun bisa
Bahkan mempermuda kau pun sangat bisaÂ
Toh itu semua bisa dilakukan
Dengan sulap ala barber
Potongan pun juga memiliki kelasnya
Bahkan terkesan sebagian terlihat kasta di setiap potongan
Sekarang pilihan ada padamu nak
Mau mengikuti tradisional atau modern
Masih terselip cerita dibalik potongan itu
PercayaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H