Mohon tunggu...
Rafli Saputra
Rafli Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - sastra indonesia umpan

pendaki gunung tapi hanya sekedar saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi

7 April 2022   00:11 Diperbarui: 7 April 2022   00:15 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"MUSIK DI RUMAH"

Tangga nada sudah berderet menyambut mu

Bersiap memijat jemari mu yang mulai kaku

Katamu kau sudah tak bisa berdansa seperti dulu

Alat musik dirumah mu memang tak semegah dulu 

Tapi nada-nadanya tetap utuh

Nada rendah yang berbisik indah

Nada tinggi yang menggelorakan hati

Ketuk lah pintu bunyi itu 

mereka akan saling menyeru

Menyulam alunan yang syahdu

hingga kau hanya bisa terharu 

Bersama musik yang ada dihalaman rumah mu 

Suara yang terungku kembali merdu

"LAYANGAN PUDAR"

 

Pemandangan yang jarang ditemui pada anak zaman sekarang

Rasanya menyenangkan sekali melihat anak-anak bermain layangan

Tapi seiring perkembangan zaman permainan layangan hilang

Sepertinya anak-anak menginginkan waktu lebih lama 

Bermain lah bersama nya

Sayangi lah mereka

Buatlah keharmonisan bersama 

Karena mereka adalah amanah yang maha kuasa

"BUNGA-BUNGA KU"

Halaman kutanami melati

Kalau saja kutanami Kamboja

Semakin komplit menuju bunga tujuh rupa 

Siapa tau nanti ada perayaan dirumah ku 

Mengikuti budaya dan tradisi

Ku siapkan saja lebih disini 

Kini rumah ku kian asri 

Dengan bunga warna-warni

Penanda rumah ku ini berpenghuni

"LAYANGAN SELARAS "

Menggantang layang-layang

Melukis wajah mu di awan-awan 

Langit merona dan terbita anak gembala

Berhenti tetembangan dan angin berhenti seketika

Benang ku nyangkut di tiang

Aku pun bergegas datang

Menghampiri nya 

Aku senang telah kembali layangan ku

Dan aku kembali melukis wajah mu di awan-awan

"RAMBUT "

Sampai menyelaraskan pun bisa

Bahkan mempermuda kau pun sangat bisa 

Toh itu semua bisa dilakukan

Dengan sulap ala barber

Potongan pun juga memiliki kelasnya

Bahkan terkesan sebagian terlihat kasta di setiap potongan

Sekarang pilihan ada padamu nak

Mau mengikuti tradisional atau modern

Masih terselip cerita dibalik potongan itu

Percaya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun