Bagi skuad Bayern Munchen, tahun 2020 merupakan tahun yang sangat berarti bagi mereka. Karena pada tahun itu skuad arahan Hansi Flick berhasil merengkuh gelar 'Sextuple' mereka, setelah klub yang bermarkas di Allianz Arena tersebut sukses meraih enam gelar dalam satu musim. Setiap turnamen yang mereka ikuti, mereka sukses menyabet gelar dari tiap-tiap kompetisi.Â
Mulai dari DFL-Supercup (Piala Super Jerman), Bundesliga (Liga Jerman), DFB-Pokal (Piala Liga Jerman), UEFA Champions League (Liga Champions), UEFA Super Cup (Piala Super Eropa), dan yang terkahir ditutup dengan gelar FIFA Club World Cup (Piala Dunia antar klub). Dan perolehan tersebut menyamai rekor tim asal Spanyol yakni FC Barcelona yang sebelumnya juga sukses meraih gelar 'Sextuple' pada tahun 2009 lalu.
Semua kesuksesan yang Bayern Munchen raih tidak terlepas dari cymistry tim yang dibangun oleh Robert Lewandowski cs. Istilah "Right Man in the Right Place" cocok bila disandingkan dengan kekuatan tim Bayern Munchen saat itu, mereka merupakan sosok yang tepat di tempat yang tepat. Bayern Munchen seperti benar-benar mengetahui apa yang dibutuhkan untuk membangun tim kuat.Â
Dan menariknya Bayern tidak perlu banyak mengeluarkan dana untuk membangun kedalaman skuad yang mampu berbicara banyak di kancah eropa hingga dunia. Bayern Munchen lebih memilih untuk mendatangkan pemain usia muda sehingga tidak terlalu memiliki harga yang tinggi.Â
Contohnya saja seperti Joshua Kimmich dan Alphonso Davies, Joshua Kimmich diboyong dari VfB Stuttgart hanya dengan harga 8,5 juta euro, dan kemudian Alphonso Davies yang didapatkan dari Vancouver Whitecaps FC dengan nilai sebesar 10 Juta euro.Â
Namun, walaupun nilai transfer mereka berdua terbilang cukup murah, tetapi kualitas skill dan performa mereka saat diatas lapangan tidak bisa dianggap sepele. Oleh pelatih Hansi Flick sendiri, mereka berdua seringkali menjadi pilahan starting Line-Up Bayern Munchen setiap menjalani laga di semua kompetisi. Mereka benar-benar menjadi pemain yang berkualitas dibawah arahan pelatih Hansi Flick.
Para pemain yang ada pada saat itu rata-rata juga bukan pemain yang baru dibeli oleh Bayern Munchen pada bursa transfer musim 2019/2020 lalu. Bayern Munchen masih mengandalkan pemain-pemain lama mereka, seperti Thomas Muller, David Alaba, Jerome Boateng, Manuel Neuer, Serge Gnabry, maupun Robert Lewandowski. Meskipun diisi dengan pemain lawas, namun kualitas mereka masih sering dijadikan tumpuan tim FC Bayern.
Ujung tombak "Die Roten"
Robert Lewandowski merupakan salah satu pilar penting bagi Bayern Munchen dalam kesuksesan mereka meraih gelar 'Sextuple' ini. Dengan insting dan naluri nya sebagai seorang striker utama "Die Roten", Robert Lewandowski berhasil menjadi pemain tersubur di Bundesliga dengan mencetak 34 gol dan dinobatkan menjadi Top Skor Bundesliga musim 2019-2020 lalu.Â
Pada musim itu juga, Lewandowski dinobatkan sebagai pemain terbaik eropa 2019-2020. Lewandowski kini berada di posisi kedua di bawah Legenda Bayern Munchen, Gerd Muller, sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa Bundesliga dengan catatan torehan 284 gol selama dirinya berkarir di Bundesliga Jerman.Â
Robert Lewandowski merupakan salah satu pembelian terbaik Bayern Munchen dalam 10 tahun terkahir. Robert Lewandowski didatangkan dari Borussia Dortmund dengan status bebas transfer pada bursa transfer musim panas 2014 lalu.Â
Selama berseragam Dortmund, Lewy belum pernah sama sekali memenangkan gelar Liga Champions. karir terbaiknya bersama "De Borussian" di kompetisi paling elit antar klub benua eropa tersebut yaitu saat Dortmund berhasil menembus babak final musim 2012/2013. Dan kala itu Dortmund berjumpa dengan klub Lewandowski saat ini, Bayern Munchen. Sayangnya, Borussia Dortmund harus mengakui kehebatan skuad Bayern Munchen kala itu, Dortmund dipermalukan dengan skor 2-1.Â
Setahun kemudian Lewandowski memutuskan untuk pergi meninggalkan Dortmund dan bergabung dengan klub rival Dortmund, Bayern Munchen. Ia berharap dengan keputusannya hengkang dari Dortmund dan bergabung dengan Bayern Munchen ia dapat meraih trofi Liga Champions perdananya sepanjang karirnya sebagai pesepakbola profesional.Â
Dan pada akhirnya pada musim 2019-2020, ia suskses meraih impiannya memenangkan gelar Liga Champions untuk pertama kalinya bersama Bayern Munchen. Seusai merayakan kemenangan, Lewandowski mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah berhenti untuk bermimipi meraih apa yang ia impikan.Â
Kesuksesan yang ia raih menjadi bukti bahwa semangat dan kerja kerasnya itulah yang menjadi pemacu bagi dirinya dalam keberhasilannya meraih apa yang ia impikan. Lewy juga menulis di akun Instagram pribadinya setelah dirinya menjuarai Liga ChampionsÂ
Jangan pernah berhenti bermimpi. Jangan pernah menyerah ketika kamu gagal. Bekerja keraslah untuk mencapai tujuan anda. Terima kasih atas dukungan anda, karena telah percaya pada kemampuan kami. Kami adalah Juara Eropa
Juru taktik Hebat
Namun, dari semua sosok yang berada di tim Bayern Munchen, pelatih Hansi Flick lah  yang menjadi sosok paling berpengaruh atas kesusksesan "Die Roten" meraih 'Sextuple' pada tahun 2020.Â
Pelatih berumur 56 tahun asal Jerman tersebut telah sukses membawa performa Robert Lewandowski cs kembali pada performa terbaik mereka. Hansi Flick ditunjuk sebagai pelatih kepala FC Bayern setelah pelatih sebelumnya yaitu Niko Kovac dipecat oleh pihak Bayern Munchen, karena dia dirasa gagal menangani skuad yang ada pada saat itu setelah Bayern Munchen dipermalukan oleh Eintrach Frankfurt dengan skor 1-5.Â
Bayern Munchen akhirnya mengangkat Hansi Flick sebagai pelatih kepala setelah sebelumnya ia hanya menjabat sebagai asisten pelatih Niko Kovac. Meskipun Hansi Flick menukangi Bayern Munchen hanya dengan skuad seadanya, namun ia membuktikan bahwa dirinya adalah pelatih hebat.Â
Ia hanya membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 18 bulan semenjak dirinya menjabat sebagai pelatih untuk mempersembahkan 6 gelar kepada Bayern Munchen. Dan di Bundesliga ia tercatat berhasil mendapatkan 30 kemenangan dalam 33 pertandingan yang ia jalani.
Dibalik itu semua, ada resep jitu yang membuat Hansi Flick sukses mengangkat kembali para pemain Bayern munchen pada performa terbaik mereka.Â
Media Amerika Serikat yaitu New York Times melansir bahwa salah satu resep jitu Hansi Flick ialah membangun jalur komunikasi antara pemain, para staf pelatih, dan staf-staf lain yang ada di ruang ganti. K
arena dengan membangun komunikasi yang positif dan proaktif dapat mempengaruhi faktor psikologis para pemain. Mereka dapat lebih percaya diri dan lebih fokus saat berlatih maupun saat bertanding. Â
Namun, Kini dirinya sudah tidak lagi menjabat sebagai pelatih Bayern Munchen. Pada musim 2020-2021 kemarin, ia memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pelatih "Die Roten".Â
Sekarang ia resmi ditunjuk menjadi pelatih kepala Timas Jerman menggantikan posisi Joachim Loew. Dan kembali, baru saja dia menjabat pada bulan agustus kemarin, dia sudah menorehkan 3 kemenangan dari 3 pertandingan perdananya yang ia jalani bersama skuad "Der Panzer" di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan mencetak total 12 gol tanpa satu kalipun kebobolan. Dengan catatan impresif tersebut, Hansi Flick mampu menorehkan torehan mengesankan bersama Timnas Jerman.
Pertanyaannya, apakah kedepannya nanti dia sanggup menjaga tren positif yang sudah ia bangun dan membawa Timnas Jerman berbicara banyak di kancah Internasional? Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H