Mohon tunggu...
Rafli Anand fadilah
Rafli Anand fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka dengan Suatu Perubahan yang dilakukan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenapa dengan Masyarakat Islam Saat Ini?

30 April 2023   15:08 Diperbarui: 30 April 2023   15:11 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kenapa Pada Masa Islam Terdahulu Adanya Kemajuan dan Perubahan, Sedangkan Masyarakat Sekarang Tidak Terlihat Action Dari Islam itu Sendiri?

Dari Tahun ke Tahun, Bulan Berganti Dan Hari pun Berjalan, Melihat kondisi dari Negri masih sangat krisis dalam bentuk Akhlak dan Moral yang mengakibatkan banyaknya yang terkena dampak bagi kehidupan para generasi muda yang menggeluti zaman yang penuh dengan rasa tekanan, liar dalam mengakses apapun, mudah mengkritik dan lain sebagainya.

Bagaimana kemajuan Islam Serta Tokoh Hebat Pada Masa Terdahulu?

Dalam Sejarahnya banyak Tokoh-tokoh Muslim yang jaya pada masa itu Seperti : Sahabat Nabi, 1. Abu Bakar Ash-Shiddiq Ia adalah sahabat nabi yang menjadi Khulafaur Rasyidin atau mengganti posisi nabi sebagai seorang pemimpin pada zamannya, 2. Hamzah bin Abdul Muththalib Beliau adalah sahabat nabi yang menjadi panglima perang, 3. Abdurrahman bin awf seorang pandai berdagang dan mempunyai aset kekayaan yang banyak untuk kemajuan Islam pada masanya dan Tokoh penemu dalam bidang keilmuan seperti : 1. Al-Khawarizmi adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia, 2. Ibnu Sina yang berhasil mencuri perhatian para dokter pada zamannya dan menjadi rujukan ilmu kedokteran selama berabad-abad, dan 3. Al-Battani merupakan cendekiawan Muslim terkenal yang ahli di bidang astronomi.

Bagaimana Masalah Sebagian Muslim Saat Ini?

Masalah yang dialami oleh sebagian besar muslim ialah mereka melakukan hijrah dari sebelumnya tidak berkerudung menjadi berkerudung, dari yang tak rajin shalat menjadi rajin shalat, dari tak shalat berjamaah menjadi shalat berjamaah di masjid. Tentu itu bagus, tak salah. Namun, kalau hijrah hanya dipahami sebatas itu saja, itu problematik. Sebab, itu mereduksi makna hijrah. (Ujar dalam buku habib Ja'far)

Hijrah yang sejati seharusnya tidak hanya meliputi aspek hukum (fiqih) saja, tapi berbagai aspek keislaman lainnya dan Hijrah itu masih Koma, Belum Titik!.

Bagaimana Solusinya?

Minimal ada 4 aspek yang harus dilakukan oleh umat Islam ketika berkomitmen untuk hijrah. Pertama, aspek spiritual atau sufistik-tasawuf. Mimpi hijrah pada aspek ini adalah pergerakan kita sebagai hamba menuju Allah. Pergerakan spiritualitas kita dari yang rendah untuk mendekat kepada yang maha tinggi. Bagaimana jalannya? imam Ghazali mengajarkan takhali dan tahalli. Takhali artinya membersihkan hati dari sifat-sifat tercela. Adapun tahali artinya menghiasi hati dengan segala sifat terpuji.

Kedua, aspek kultural. Dalam konteks ini, hijrah berarti mengakulturasi Islam yang datang dari negeri Arab dengan nilai-nilai setempat, selama nilai-nilai itu tak bertentangan dengan aspek substansi ajaran Islam. Sebagaimana dicontohkan oleh para wali songo ketika mendakwahkan islam ke Indonesia. Mereka mengakulturasi nilai-nilai substansial atau nilai-nilai inti agama Islam dengan budaya Indonesia sehingga ajaran-ajaran Islam bisa lebih diterima oleh masyarakat Indonesia dengan tangan terbuka. 

Ketiga, aspek filosofis. Hijrah membawa umat Islam dari keterbelakangan menuju kemajuan. Sebab, sebagian besar umat dan negara muslim terbelakang dalam keilmuan maupun sains-teknologi. Orang barat sudah bicara Bagaimana hijrah ke mars. Orang Islam masih hijrah dari tak berjenggot gak berjenggot. Padahal mencari ilmu wajib, sedangkan berjenggot sunnah. Apalagi misi pertama Islam adalah melawan kebodohan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun