Mohon tunggu...
Raflesia Kharisma
Raflesia Kharisma Mohon Tunggu... -

Be Kind, Be Calm.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Langsing Demi Kebahagiaan Penonton Dangdut

12 Desember 2017   08:56 Diperbarui: 14 Desember 2017   14:49 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (showbiz.liputan6.com)

Bisa Anda bayangkan, betapa 'risihnya' penonton melihat biduan dangdut bergoyang dengan tubuh yang cukup subur?

"Wehh kok gitu badannya, ngga ada seksi-seksinya sama sekali. Males nonton ah, pulang aja yuk!", ajak Mas Joko pada kawan-kawannya.

Pernahkah terlintas di benak Anda, dewan juri menikmati suara merdu sang biduan namun dengan menutup mata?

"... Saya suka sama suaramu. Merdu, bulat, feel-nya dapet banget. YES untuk suaramu. Tapi tadi saya merem sepanjang kamu nyanyi. BIG NO untuk tubuh suburmu. Turunin berat badan ya, biar seksi...", penggalan komentar cukup pedas yang diberikan oleh Bunda Lita Zugiarto.

Miris, ya! Hehe, lebay.

Dua konteks di atas sebenarnya hanya sebuah kiasan, sebatas perumpamaan. Walaupun kiasan, dua persoalan di atas bisa saja dialami oleh biduan dangdut Indonesia Raya. Seperti yang kita tahu, sebagian besar penonton tentu lebih suka menonton orkes dangdut dengan biduannya yang seksi nan lincah. Kebalikannya, biduan dangdut dengan tubuh cukup subur membuat penonton menjadi malas untuk melihatnya. "Turun.. turun! Ganti biduan! Lempar botol, nih!"

Nah, hal serupa dengan perumpamaan di atas ternyata dialami oleh salah seorang biduan dangdut. Dia berasal dari daerah Jawa Timur. Siapa dia? Siapa? Dia adalah. . . saya sendiri. Hiks!

...

Nama panggung saya adalah Raflesia (nama samaran). Usia saya 21 tahun. Sebenarnya saya tidak terlalu memusingkan kondisi tubuh saya yang cukup subur. Bahkan saya merasa nyaman dan bahagia dengan keadaan tubuh saya ini. Cukup subur memang, 60 kg. Namun karena tuntutan profesi sebagai biduan dangdut, ya sebisa mungkin berat badan kurang dari itu lah, agar terlihat ramping dan lincah.

Walaupun saya bahagia, namun sebenarnya ada masalah saat saya perform. Dengan berat 60 kg tersebut, saya menjadi agak risih saat bergoyang. Lemak di perut, paha, dan lengan saya seakan ikut bergoyang. Gerakan saya juga menjadi terbatas. Saya merasa kesusahan saat hendak menggapai tangan penonton yang meminta salam tempel. Hufftt.

Sepertinya penonton juga ikut risih. Walaupun mereka bergoyang, itu karena irama musik yang mengalun, bukan karena saya. Sering saya lihat raut wajah mereka yang seakan kecewa dan enggan melihat penampilan saya.

Karena itulah, akhirnya saya mencoba mencari solusi untuk diet dan menurunkan berat badan. Tekad ini saya lakukan demi kebahagiaan saya dan penonton. So sweet!

Setelah saya tanya kesana kemari, banyak yang merekomendasikan kepada saya untuk pergi ke Depo Jamu di salah satu pasar tradisional. Letaknya tak jauh dari tempat tinggal saya, sekitar 10 menit menggunakan sepeda motor.

Singkat cerita, saya mendapatkan ramuan pelangsing alami dari pemilik Depo Jamu tersebut. Harganya 65 ribu per paket. Isinya ada kunyit, teh hijau, jeruk nipis, dan beberapa herbal lainnya. Dalam paket tersebut disertai petunjuk membuat ramuan beserta aturan minumnya.

Memang agak ribet sih, padahal saya ingin produk pelangsing yang instan. Namun tekad saya tak terpatahkan. Wehh! Dengan sabar dan telaten, saya racik ramuan tersebut sesuai petunjuk. Rasanya cukup pahit, sama pahitnya seperti permasalahan hidupku. Duh!

...

Rasa pahitnya semakin bertambah tatkala tubuh ini merasakan sesuatu. Perut saya tiba-tiba terasa panas, saya mual, tubuh saya lemas. Saya butuh bahu untuk bersandar. Aishh.

Saat itu di rumah hanya ada saya dan adik saya. Langsung saya minta bantuan padanya. Dengan tetap menahan sakit, saya diboncengnya pergi ke dokter di ujung perumahan.

Bu Dokter memeriksa, saya ceritakan mengapa sampai terjadi seperti ini. "Saya minum ramuan pelangsing, Bu!", jelas saya. Untungnya saya bawa sisa ramuan pelangsing tersebut. Ada di jok motor. Ku perintahkan adik untuk mengambilnya.

Setelah sekian saat memeriksa ramuan tersebut, lantas dari bibir Bu Dokter mengalun suara dengan lembut, "Sepertinya tidak ada yang berbahaya, Dik! Ramuan ini cukup aman dikonsumsi. Mungkin karena kurang cocok dengan tubuhmu saja. Perbanyak minum air putih, ya. Tunggu sebentar, saya ambilkan obat penawarnya!".

...

Setelah 2 hari mengonsumsi obat penawar dari Bu Dokter, perut saya berangsur membaik. Saya sudah bisa makan seperti biasanya. Selang seminggu, saya mendapatkan panggilan untuk menyanyi lagi. Ingin menolak, namun butuh uang. Jika diterima, trauma melihat reaksi penonton. Wkwkwk.

Akhirnya saya terima tawaran manggung tersebut. Tiba giliran saya untuk menyanyi. Kebetulan lagu yang saya nyanyikan berirama cepat, mau nggak mau saya harus goyang. Lagi-lagi, saya tetap merasa risih dan malu untuk bergoyang. Namun sebisa mungkin saya goyang. Pokoke Joget, Pokoke Joget!

Selesai manggung, saya langsung pulang. Kata Mama, nggak boleh mampir-mampir kalau tiada artinya, sama seperti Begadang-nya Rhoma Irama. Hehe.

Saat saya baringkan tubuh "makmur" ini di atas kasur, keinginan untuk melangsingkan tubuh menyeruak kembali. Dada ini terasa penuh dengan tekad untuk langsing dan langsing. Langsung saja saya ambil smartphone yang saya beli dari jerih payah menyanyi selama ini.

Saya ketikkan 6 angka sebagai kode pembuka lock screen, lalu buka app Lazada. Saya memang sering berbelanja online disana. Saya suka Lazada karena sepertinya lebih berkelas. Mungkin karena sudah terbiasa juga sih.

Saya ketikkan pada kolom pencarian sesuai apa yang saya cari, "Obat Herbal Pelangsing Diet Alami". Lengkap dan mendetil banget, sesuai EYD pula. Setelah melihat-lihat, pilihan saya jatuh pada salah satu obat pelangsing berwarna oranye. Merk obatnya Q-Slim, dijual oleh seller dengan nama "Romanzania".

Saya lihat gambar produknya, ada logo BPOM yang berarti aman. Saya baca deskripsi produknya, komposisinya herbal. Kemudian saya baca pertanyaan tentang produk tersebut. Lalu, saya baca ulasannya, ternyata trusted and recommended. Tak butuh waktu lama, akhirnya dengan penuh keyakinan dan semangat 45 saya pun membelinya. Klik!

...

Selang 3 hari, produk tersebut sampai di alamat saya. Langsung saya buka album biru, eh maksudnya kertas pembungkusnya. Saya baca brosurnya dengan seksama, dengan mendetil, dengan penuh penjiwaan. Kwakaka.

Mulai hari itu juga saya konsumsi obat pelangsing tersebut. Pola makan saya atur, sebisa mungkin harus ada sayur dan buah. Junkfood mulai saya tinggalkan, duh padahal enak banget. Tak lupa saya sempatkan waktu untuk jogging. Nggak ngoyo, namun rutin setiap pagi atau sore. Tentunya bareng orang-orang tersayang, dong! Hehe.

3 hari berlalu, mulai berasa khasiatnya. Nafsu makan nggak terganggu. BAB juga lancar seperti biasa, nggak seperti orang diare. Nggak bikin lemes juga. "Wahh oke juga produk ini!", gumam saya dalam hati.

Serasa dibikin kenyang terus. Dan hasilnya lumayan, turun 2 kg dalam seminggu pertama. Lumayan lah!

Saya mengonsumsinya sudah sekitar 1 bulan. Konsumsi rutin, tapi kadang-kadang malas untuk jogging. Hehe. Namun hasilnya membuktikan, berat badan saya turun. Sekarang 55 kg. Cukup langsing dan tidak menganggu penampilan, menurut saya.

Dulu vs Sekarang
Dulu vs Sekarang
Narsis dikit gapapa lah ya.. Hehe..
Narsis dikit gapapa lah ya.. Hehe..
Saya pun semakin percaya diri saat manggung. Tak risih lagi dengan lemak yang sebelumnya selalu menjadi momok saat saya bergoyang. Saya juga semakin leluasa untuk bergerak menyapa penonton yang haus hiburan. Haus kasih sayang juga. Wkwkwk.

Itu pengalaman saya saat berusaha merampingkan tubuh. Ciyehh. Intinya bukan hanya merk obat pelangsing nya aja sih, namun tekad dan berpikir positif itu juga berpengaruh. Apalagi jika dibantu dengan olahraga, pasti makin terasa efeknya.

Yeeee, makin bahagiaaaaaa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun