Mohon tunggu...
Rafito
Rafito Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Presidential Threshold: Suara Kedaluwarsa Penentu yang Akan Berkuasa

30 Juli 2022   07:00 Diperbarui: 17 Januari 2023   00:46 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena dengan cara itulah calon presiden akan berhenti kampanye dengan berdagang kepada rakyat. Dengan cara itu pula persaingan bukan hanya mengenai barang dagangan, lebih dari itu persaingan naik level menjadi soal gagasan. Yang ditawarkan kepada rakyat bukan hanya omong kosong mengenai sembako murah, BBM turun harga, atau kartu-kartu sakti yang pada ujungnya tak ditepati. Lebih dari itu, calon presiden akan berbicara mengenai nasib bangsa 5, 10, atau  50 tahun ke depan. Cita-cita bangsa akan menjadi prioritas perjalanan kekuasaan.

Lagi-lagi, dengan adanya ambang batas tersebut, ide-ide besar harus mati karena kekurangan kursi. Partai-partai harus berkoalisi dan berdamai dengan perbedaan visi. Pikiran elite partai bukan soal ideologi, tetapi soal mendapatkan kursi menteri. Tentu karena untuk kursi presiden sudah ada permainan siapa yang akan mengisi lewat tiket usang yang dijual dengan harga tinggi. Demokrasi mati, konstitusi diakali, jabatan dibagi-bagi di negeri ini.

Penyunting: Rafi Setyadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun