Mohon tunggu...
Rizhar Ananda Risky
Rizhar Ananda Risky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (202010180311176)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Migrasi dari Negeri ke Swasta

16 Juni 2024   20:41 Diperbarui: 16 Juni 2024   21:08 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sekolah swasta, semua sarana dan prasana yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar, disediakan secara lengkap dan berkualitas. Mulai dari ruang belajar yang nyaman, perpustakaan dengan buku bacaan yang lengkap, lapangan olahraga standar kualitas terbaik, dan lain sebagainya. Semua fasilitas tersebut bisa sepenuhnya dimanfaatkan siswa untuk keperluan belajarnya agar lebih maksimal.

Alasan-alasan tersebut di atas menjadikan sekolah swasta selalu diminati oleh orang tua siswa untuk meyakinkan anaknya menerima pembelajaran sesuai harapan. Untuk menemukan sekolah swasta terbaik, orang tua harus benar-benar selektif dan memikirkan matang-matang, sekolah mana yang harus dipilih untuk anaknya.

Dengan fenomena tersebut, banyak sekolah negeri khusunya SD mengalami kekurangan murid karena dengan alasan banyak para orangtua yang lebih memilih sekolah swasta sebagai pendidikan dasar bagi anaknya. Bagaimanapun sekolah bukan cuma soal belajar dengan guru di kelas, melainkan juga belajar bersosialisasi dan bermain dengan teman-teman. Betapa kasihannya anak yang mendaftar di sekolah seorang diri, bukan?

Keterdapatan sekolah perlu dipetakan ulang agar seimbang dengan jumlah penduduk di daerah. Sebab selama ini keterdapatan sekolah terutama jenjang SD di suatu kelurahan/desa sudah terlalu padat. Pemetaan ulang ini menjadi kebutuhan mendesak yang perlu digarap sesegera mungkin mengingat beberapa tahun belakangan fenomena sekolah kekurangan murid masih terus berulang di setiap tahun ajaran baru. Berbekal dari hasil pemetaan sebaran sekolah itu kemudian bisa ditentukan sekolah mana saja yang perlu ditutup karena sepi penduduk usia sekolah dan mana yang perlu dipertahankan.

Masalah kekurangan murid karena padatnya jumlah sekolah ini masih diperburuk dengan invasi sekolah swasta. Zaman dulu, para orang tua berlomba-lomba memasukkan anaknya ke sekolah negeri karena prestasinya cukup tinggi. Namun, saat ini sekolah negeri bukan lagi menjadi satu-satunya unggulan di mata masyarakat. Banyak sekolah swasta baru yang menawarkan program-program menarik semacam menambah porsi pendidikan agama sehingga anak-anak bisa sekolah sekalian mengaji ala TPQ.

Saat ini kondisi berbalik, sekolah negeri jadi kekurangan murid karena para orang tua berbondong-bondong menyekolahkan anaknya di sekolah swasta tersebut. Bukan berarti saya menghendaki kewajiban sekolah berbasis agama tertentu. Poin yang saya sorot adalah upaya keras sekolah swasta untuk berinovasi dengan mengadaptasi hal-hal baik dari pendidikan di negara maju di samping tetap memenuhi tuntutan kurikulum Kemendikbud sebagai pakem. Hasilnya pun bisa dibilang memuaskan.

Dari permasalahn diatas, didaerah saya Jombang, Jawa Timur telah mengalami fenomena kekurangan murid. SDN Sumberaji 2 Kecamatan Kabuh, yang hanya memiliki delapan siswa dalam satu sekolah. SDN Sumberaji 2 menjadi sekolah dengan siswa tersedikit se-Kabupaten Jombang.''Di sekitar SDN Sumberaji 2 hanya ada 50 KK (kepala keluarga),'' kata Wahyudi, kepala SDN Sumberaji 2 Kecamatan Kabuh, (7/11).

Kelas satu hanya dua siswa. Itupun satu siswa belum masuk data pokok pendidikan (dapodik) karena usianya masih terlalu dini. Kelas tiga paling banyak, empat siswa. Kelas empat dua siswa. Tiga kelas nol siswa. Kelas dua, lima, dan enam tidak ada siswanya sama sekali. ''Yang paling sedih kala musim penghujan seperti sekarang, ada empat siswa yang tidak masuk. Jadi tinggal empat siswa di sekolah,'' ungkapnya.

Sepanjang berdirinya SDN Sumberaji 2, tidak pernah memiliki siswa hingga 20. Sarana prasarana juga terbatas. SDN Sumberaji 2 hanya memiliki empat lokal kelas. Satu ruang kelas dijadikan sebagai ruang guru dan kepala sekolah. Kelas satu campur dengan gudang. Kelas tiga campur dengan perpustakaan. Kelas empat sebagian dijadikan sebagai musala.

Tenaga gurunya, ada dua PNS, kepala sekolah dan satu guru kelas. Satu guru PPPK, satu guru tidak tetap (GTT), satu guru Pendidikan Agama Islam yang belum masuk dapodik, dan dua pembimbing mulok keagamaan dan pendidikan diniyah.''Kita tidak punya guru olahraga. Tadinya punya, tapi sudah diangkat PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) di sekolah lain,'' urainya. Sementara masih kosong. Kadang diisi guru kelas. ''Kadang ya saya yang ngisi,'' ujarnya.

Mencermati masalah sekolah kekurangan siswa dari tahun ke tahun berdasarkan informasi diatas, maka tentu saja ada faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Dari kasus di atas sudah ada jawaban sepintas atas terjadinya kekurangan siswa pada sekolah negeri khususnya jenjang sekolah dasar. Ada penurunan minat orangtua untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah umum (SD) dan cenderung dimasukkan ke sekolah agama (MIN) atau bahkan sekolah swasta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun