Gelombang "demokratisasi" tersebut pula dijadikan kesempatan oleh beberapa kelompok untuk membangkitkan politik Islam yang diikuti dengan mendirikan partai-partai politik berbasis Islam. Kendati diawal pembentukan tersebut kelompok Islam kerapkali direpresi oleh beberapa partai Nasionalis-Sekuler pengikut setia dari gagasan Mustafa Kemal yang didukung oleh kekuatan militer, namun demikian kelompok Islamis tak kehilangan akal. Adalah Necmetin Erbakan seorang yang dikenal sebagai "Pejuang Islam" yang dengan Tangguh memperjuangkan nilai-nilai Islam politik ditengah kuatnya budaya sekuler Turki.
Pada tahun 1996 partai yang dipimpinnya sendiri memenangkan pemilu yaitu partai Islam Refah, selanjutnya Erbakan melakukan Kerjasama dengan beberapa partai Tanah Air, Tancu Ciller dan kemudian membentuk pemerintahan Turki dan Erbakan menjadi perdana Menteri. Namun demikian masa pemerintahannya tak berlangsung cukup Panjang selang hanya satu tahun pemerintahan Erbakan dibubarkan oleh kekuatan militer, sebabnya Erbakan dianggap mengancam sekularisme Turki akibat gagasan-gagasan Islamismenya. Penjegalan yang terjadi pada tahun 1997 itu merupakan potret ketegangan kelompok Nasionalis-Sekuler dan Kelompok Nasionalis-Religius yang hingga kini mewarnai politik Turki.
Namun tentu saja perjuangan kelompok Islam Turki tidak berhenti begitu saja, murid dari Erbakan yakni Recep Tayyib Erdogan bersama Abdullah Gul meneruskan perjuangan kelompok Islam tersebut, kegigihan mereka dalam memperjuangkan pengaruh Islam di Turki. Turki kontemporer telah mengalami "kebangkitan" kelompok Islam politik dalam beberapa dekade terakhir. Meskipun prinsip sekularisme masih menjadi bagian penting dari konstitusi Turki, pengaruh kelompok-kelompok Islam politik telah meningkat dalam politik dan masyarakat.
Salah satu kelompok politik yang paling signifikan adalah Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), yang didirikan pada tahun 2001 oleh Recep Tayyip Erdoan. AKP merupakan partai yang memiliki akar dalam gerakan Islam dan mempromosikan nilai-nilai Islam dalam agenda politiknya. Pada tahun 2002, AKP memenangkan pemilihan umum dan Erdoan menjadi Perdana Menteri pertama yang berasal dari latar belakang Islamis.
Sejak itu, AKP telah memperoleh kekuasaan yang signifikan dan Erdoan menjadi Presiden Turki pada tahun 2014. Pemerintahan AKP telah mengadopsi serangkaian kebijakan yang mencerminkan pengaruh Islam dalam kehidupan politik dan sosial. Beberapa contohnya adalah:
- Peningkatan Peran Agama: Pemerintahan AKP telah mengangkat peran agama dalam kehidupan sehari-hari, termasuk memperluas pendidikan agama di sekolah-sekolah, membangun masjid yang lebih banyak, dan mengizinkan lebih banyak ruang bagi simbol-simbol keagamaan dalam ruang publik.
- Perubahan Kebijakan Luar Negeri: Pemerintahan AKP juga telah mengadopsi kebijakan luar negeri yang lebih pro-Muslim dan pro-Arab, meningkatkan hubungan dengan negara-negara Islam di Timur Tengah, seperti Iran dan Qatar.
- Perubahan Konstitusi: Pada tahun 2017, referendum konstitusi diadakan dan memberikan kekuatan eksekutif yang lebih besar kepada Presiden Erdoan. Ini telah memicu kekhawatiran tentang konsolidasi kekuasaan yang terpusat dan mungkin mengancam prinsip-prinsip demokrasi sekular.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H