Mohon tunggu...
Muhammad Rafiq
Muhammad Rafiq Mohon Tunggu... Jurnalis - Bersahabat dengan Pikiran

Ketua Umum Badko HMI Sulteng 2018-2020 | Alumni Fakultas Hukum Universitas Tadulako | Peminat Hukum dan Politik | Jurnalis Sulawesi Tengah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Deteksi Dini Kerawanan Pilkada

12 Maret 2020   01:32 Diperbarui: 12 Maret 2020   07:55 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melibarkan aktivis organisasi bisa memudahkan pemerintah mengurangi potensi kerawanan yang ada.  Belajar dari aktualisasi gerakan, mahasiswa selalu menjadi penyambut lidah rakyat. 

Seluruh potensi gerakan dimanfaatkan guna menyampaikan pokok-pokok pikiran atas satu masalah. Gambaran singkat itu bisa menjadi bahan pertimbangan.

Dalam konteks mengurangi potensi kerawanan Pilkada, aktivis organisasi bisa dilibatkan pada ranah teknis yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Sosialisasi misalnya, kalau penyelenggara melakukannya  hanya unsurpenyelenggara saja, dimungkinkan tidak efektif. Mengingat padatnya agenda serta waktu yang tidak panjang.

Minimnya sumber daya manusia di penyelenggara dimungkinkan tidak efektif jika hanya bekerja sendiri. Banyaknya jumlah daerah membutuhkan sumber daya manusia untuk diterjunkan ke masyarakat agar masyarakat mau memilih. Kalau aktivis organisasi dilibatkan, pesan-pesan pilkada damai dan aman lebih cepat tersampaikan kepada masyarakat. 

Jika semua komponen yang terlibat menjalankan perannya dengan baik dan tertruktur, harapan untuk menciptakan pilkada yang demokratis sangat terbuka. 

Demokratisasi di ajang politik lokal perlu diperjuangkan bersama, karena itu merupakan jalan untuk melahirkan pemimpin daerah yang berkualitas. Kepala daerah yang lahir dari kontestasi yang demokratis menjanjikan lahirnya pemimpin yang mampu membawa daerah ke arah kemajuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun