Sudah saatnya, generasi milenial memperdalam kajian keagamaan dalam menyikapi informasi radikalisme. Kapolri Idham Azis telah menegaskan radikalisme tidak ada sangkut pautnya dengan agama, apalagi islam. Generasi ini perlu menyepakati ungkapan itu dengan kajian yang mendalam. Ini penting memberikan pemahaman secara universal bahwa agama adalah cinta.Â
Sudah selayaknya agama menjadi Pedan moral bagi generasi milenial. Esensi agama bagi manusia adalah untuk melestarikan cinta yang sebenarnya, tanpa saling menghakimi, menyalahkan, dan menghujat.Â
Kebhinekaan dihemparkan dimuka bumi pertiwi sebagai rahmat, bukan memecah kesatuan dan kerukunan antar umat beragama. Agama menebarkan cinta sejati sebagai cara agar manusia tidak saling menghancurkan. Agama mengajarkan kebaikan, bukan keburukan.Â
Mendapatkan semua itu, generasi ini perlu intens belajar dengan tekun. Sehingga, ketika menemukan iinformasi palsu eputar radikalisme, tidak langsung menelan mentah-mentah. Sekurang-kurangnya, Â kemampuan filter bisa diandalkan mencari mana yang benar dan salah. Â
Radikalisme Mengancam Generasi Milenial
Efek luar bisa dari media sosial bisa membuat generasi ini terpapar virus kebencian, hingga tidak mampu mengendalikan emosinya. Video Ustad Abdul Somad yang menyinggung soal salib dan patung yang dinilai telah menistakan agama Kristen.Â
Sontak membuat Brigade Meo Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan Ustad Abdul Somad ke Kepolisian Daerah NTT. Ceramah Abdul Somad yang viral di media sosial dianggap sudah meresahkan dan mencederai umat Kristen.Â
Setelah video ceramahnya viral, Ustad Abdul Somad melalui video yang diunggah FSRMM TV di kanal Youtube pada Minggu (18/8/2019), Â 2019, menjawab tanpa ada niatan merusak hubungan antar sesama.Â
Ceramahnya itu disampaikan dalam pengajian di masjid secara  tertutup. Jelasnya, menjawab pertanyaan  tentang patung dan tentang kedudukan Nabi Isa AS untuk orang Islam dalam Quran dan sunnah Nabi SAW.Â
Kemudian, pengajian itu lebih 3 tahun yang lalu sudah lama di kajian subuh Sabtu di masjid An-Nur Pekanbaru karena saya rutin pengajian di sana. Satu jam pengajian diteruskan dengan tanya jawab.Â
Selain itu, kejadian yang belum lama terjadi, larangan Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan cadar dan celana cingkrang di kantor. Pembicaraan itu membuat gempar umat islam se-Indonesia dengan hujan kritik dan komentar pedas dari masyarakat dan tokoh agama.Â
Sepintas melihat dua peristiwa itu, inilah ancaman radikalisme jika generasi milenial tidak mampu menyaring informasi dengan benar. Apalagi, jika generasi ini terpapar virus kebencian ketika sudah terprovokasi ideologi kekerasan maupun radikalisme beragama.