Mohon tunggu...
Muhammad Rafiq
Muhammad Rafiq Mohon Tunggu... Jurnalis - Bersahabat dengan Pikiran

Ketua Umum Badko HMI Sulteng 2018-2020 | Alumni Fakultas Hukum Universitas Tadulako | Peminat Hukum dan Politik | Jurnalis Sulawesi Tengah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sudah Cukup Bicara Politik

20 April 2019   19:00 Diperbarui: 20 April 2019   19:16 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa depan Indonesia harus dipandang 100 tahun kedepan dengan menggunakan kacamata global. Seluruh segman kehidupan manusia perlu dikaji lebih dalam dan diterapkan supaya masa depan itu benar-benar terwujud. Meski pun hasilnya tipis.

Celakanya jarak masa depan itu semakin pendek, seperti jarak 01 ke 02. Ini terlihat dari perbandingan isu utama di Indonesia dan negara lain. Anehnya, media sebagai kendaraan masa depan ikut terpolarisasi memberikan isu seputar polarisasi politik para elit. Kita semua berharap segala dinamika ini berhenti secepatnya.

Isu politik memang tidak salah. Sebab politik juga bagian dari penentu masa depan. Tapi jika terus menerus itu yang dijadikan bahan perbincangan yang menguras tenaga, waktu dan pikiran, tentu masa depan sebanding dengan jarak 01 ke 02.

Sudah cukup energi terkuras isu politik sejak Pilgub DKI 2012, Pilpres 2014, Pilgub 2017, 2018, hingga Pilpres 2019. Jarak moment perebutan kursi kekuasaan begitu dekat hanya kita habiskan untuk berbicara politik. Banyak hal yang jauh lebih penting ketimbang menang dan kalah dalam kontestasi politik.

Indonesia di masa mendatang harus berdiri sebagai pemenang secara global. Terlalu kecil Indonesia jika menang dan kalah kepada sesama anak bangsa sendiri.  

Apalagi, kalau Indonesia disanding dengan negara lain, tidak belum tentu bisa setara. Jangankan masuk piala dunia, menjuarai perhelatan sepak bola antara negara Asia sudah pontang panting. Itu baru dunia olahraga, bagaimana dengan ekonomi, politik, budaya dan lain sebagainya.

Marilah kita kembali berfikir masa depan Indonesia. Kepastian perhitungan suara kita serahkan kepada lembaga yang menanganinya. Elit politik jangan mengajak masyarakat untuk ikut terjerumus dalam bidang yang tidak pahaminya. Petani harus kembali ke ladang mengurusi sumber kehidupannya. Karyawan harus fokus mengurusi kerjaannya agar tidak menurunkan omset perushaaan. Sementara pegawai harus fokus melayani masyarakat.

Jangan menyempitkan pikiran ini dengan memaknai politik sebagai penentun hidup dan mati seseorang. Masa depan Indonesia ditentukan oleh diri kita sendiri, bukan Prabowo atau Jokowi. Sama halnya berfikir masa depan Indonesia tidak sependek jarak 01 ke 02, tapi 100 tahun kedepan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun