Mohon tunggu...
Muhammad Rafiq
Muhammad Rafiq Mohon Tunggu... Jurnalis - Bersahabat dengan Pikiran

Ketua Umum Badko HMI Sulteng 2018-2020 | Alumni Fakultas Hukum Universitas Tadulako | Peminat Hukum dan Politik | Jurnalis Sulawesi Tengah

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kemenangan dalam Imajinasi

17 April 2019   22:42 Diperbarui: 17 April 2019   22:55 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sujud syukur usai mengklaim kemenangan di Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (17/4/2019). 

Tampak angkat di atas menunjukkan kemenangan Prabowo-Sandi. Setelah munculkan kembali, angka itu berubah menunjukkan kemenangan Prabowo-Sandi.

Tentu kesalahan itu memantik anggapan bahwa ada intrik dari lembaga survei dengan sengaja memicu opini publik bahwa pemenangan Pilpres adalah Jokowi-Ma'ruf Amin.

Calon Presiden Nomor Urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin saat melakukan konferensi pers di Djakarta Theater. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan 
Calon Presiden Nomor Urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin saat melakukan konferensi pers di Djakarta Theater. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan 

Di sisi lain, kedua kubu menanggapi hasil perhitungan cepat dengan statment berbeda-beda, Moeldoko misalnya mengatakan jangan dulu berpikir ada kecurangan.

Sementara di Prabowo mengungkapkan banyak pendukung Prabowo yang merasa dirugikan karena tidak dapat memilih akibat terkendala berbagai alasan. Tentu maksud Prabowo ada kecurangan di pihak penyelenggaran dengan sangaj membuat pendukungnya tidak memilih.

Faktanya, memang benar. Ada jutaan orang dipastikan tidak bisa menyalurkan hak pilihnya karena kekurangan surat suara. Surat suara dicetak berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT) ditambah 2 persen surat suara.

Ternyata banyak warga yang menggunakan KTP berbondong-bondong ke TPS untuk memilih. Parahnya, banyak warga pemegang C6 dan A5 tidak dapat memilih karena surat suara tidak mencukupi.

Artinya, dimungkin warga itu adalah pendukung Prabowo-Sandi, bisa juga Jokwo-Ma'ruf Amin. Menebak apakah itu mereka atau tidak, sulit sekali. Gimik dan bahasa tubuh menunjukkan orang yang sedang mempertahankan sesuatu. Di sisi lain, protes berapi-api memaksanakan diri memilih agar Prabowo tidak kalah. Semuanya itu bisa saja terjadi.

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sujud syukur usai mengklaim kemenangan di Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (17/4/2019). 
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sujud syukur usai mengklaim kemenangan di Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (17/4/2019). 

Menariknya, pemberitaan di media didominasi klaim kemenangan Prabowo-Sandi. Sementara di kubu Jokowi-Ma'ruf hanya segelintir elit yang menanggapi hasil kemenangan menurut quick count. Entah ada instruksi untuk tidak menanggapi lebih dulu sebelum ada hasil resmi KPU, atau sengaja memancing Prabowo bernyanyi ditengah kekalahannya, setelah itu ditajatuhkan.

Bahkan bisa saja, keriaan dan dominasi Prabowo merupakan sikap ingin membuktikan kepada masyarakat adanya kecurangan dalam pemilu dan perhitungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun