Masih Ada Waktu untuk Pencitraan
Jokowi maupun Prabowo bisa disebut sebagai orang-orang yang memiliki nalar yang tinggi untuk meriah pencitraan. Blusukan ala Jokowi dan kontorversial ala Prabowo, bisa dinilai sebagai bentuk pencitraan. Sebab, pemikiran masyarakat tidak selamanya terbentuk oleh pencitraan ala Jokowi, melainkan pencitraan ala Prabowo juga dibutuhkan untuk membuka pikiran masyarakat tentang Indonesia yang lebih baik.
Waktu Pemilu 2019 masih menyisahkan waktu beberapa bulan lagi. Kesempatan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya meraih citra di masyarakat. Citra itu penting untuk mendulang kekuatan dan dukungan.Â
Dukungan media masih terbuka lebar menebarkan citra dimasyarakat. Akan tapi dengan catatan, citra yang ditampakkan tidak menyampingkan realitas yang ada atau bukan sekadar imajinasi.Â
Memang ada benarnya tidak menggunakan politik pencitraan. Namun, dievalusasi setiap moment, Â harus melahirkan ide-ide segar tentang Indonesia. Walau pada akhirnya hanya sekadar imajinasi bekala, siapa yang tau, perjalanan pemerintahan kelas akan terjadi seperti apa yang disampaikan.Â
Dalam kelompok kepentingan, para politisi punya peran dan kedisiplinan ilmu. Dengan sendirinya, mereka mengambil peran masing-masing dalam pemerintahan. Entah sebatas imajinasi atau tidak, salah satunya pasti akan terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H