"Bunyinya terletak di nada F." Kata Guru Musik.
3 jam sudah berlalu. Semua kesimpulan dari para saksi ahli masih belum memberikan kejelasan atas tindakan Bolong.
"Terlalu abstrak, aromanya sulit diungkapkan lewat kata-kata." Kata Guru Bahasa Indonesia.
"Inilah prinsip utama untuk hasil besar dari pengeluaran sekecil-kecilnya." Kata Guru Ekonomi.
"Begini pak Hakim yang mulia, menurut saya, posisi keberadaannya mengikuti arah angin." Kata Guru Geografi.
Waktu sudah sore, teriakan dari dalam dan luar pengadilan tidak berubah, ada yang menyalahkan ada yang membenarkan bahkan ada yang tidak percaya atas penjelasan para saksi ahli itu.
Pak Hakim mengskorsing sidang untuk shalat ashar.
50 menit kemudian, sidang pun dibuka lagi. Masih ada beberapa saksi ahli yang akan dipanggil. Pahk Hakim yang mulia langsung memanggil mereka dan guru pun memberikan penjelasan. Kali ini penjelasannya mengarah pada menyalahkan tindakan Bolong. Ada pula yang sedikit ambigu.
"Inilah salah satu ciri khas bangsa kita, suka menahan diri sampai akhirnya jebol sendiri." Kata Guru PPKN.
"Ini tidak benar Pak Hakim yang mulia, perbuatan Bolong adalah salah satu perilaku menyimpang dari sikap seseorang." Kata Guru Sosiologi.
Ruang pengadilan jadi gemuruh. Semua orang bertepuk tangan, termasuk Jaksa dan Pembela. Banyak yang bersorak-sorak. Beberapa orang mulai meneriakkan yel.
"Saya tidak menemukan adanya pembenaran atas tindakan Bolong, menurut saya Inilah salah satu yang membatalkan wudhu." Kata Guru Agama dengan nada keras dan lantang.