"Begini, maksud saya, kita-kita yang biasa aksi. Paling-paling hanya 20 orang atau 30 orang saja. Padahal, jumlah mahasiswa di sini sekitar ribuan orang."
"Iya juga sih." Jawab Putri sambil menggaruk-garuk jilbabnya.
Apatisme saat ini bukan lagi hal baru. Meskipun demikian, satu hal yang patut disyukuri masih ada generasi beberapa yang masih mau menghidupkan gerakan mahasiswa ditengah derasnya arus apatisme itu. Â Belum lagi masalah kampus jadi kendala. Dosen-dosen tidak lagi simpatik dengan gerakan satu ini. Mendingan aktif kuliah, masih kelas dan raih nilai A. Kalau begini modelnya, ganti saja sebutan kuliah menjadi sekolah, lalu kata Maha diperkecil jadi mahaSiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H