Mohon tunggu...
rafika surya bono
rafika surya bono Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang Madridista yang mencintai sastra dan peduli negara, katanya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Marapi dan Bunga Abadi, Keberanian Tanpa Restu

7 Agustus 2015   08:53 Diperbarui: 7 Agustus 2015   08:53 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Damn!

Kami bangun pukul empat. Prepare  untuk ke puncak juga cukup memakan waktu. Dingin turut menggoda untuk kembali tidur saja. Tapi untungnya rayuan bunga Edelweis lebih kuat daripada rayuan tenda.

Di perjalanan menuju puncak, satu per satu dari kami mulai berjuang untuk melawan kata menyerah. Saya tetap berada di rombongan paling depan. Bukan apa-apa. Karena kalau saya di belakang saya akan merasa perjalanan masih jauh sebab melihat teman lain sudah hampir sampai. 

Saat berjalan, hawa dingin perlahan menyiingkir. Dan sebentar saja berhenti, dingin pun mulai mendekat.

Sekitar satu jam perjalanan kami sampai di cadas. 

"Cadas tu nan kayak di film 5cm mah, yang inyo harus marangkak naiak ka ateh nyo. Batu se sadonyo," Bg Ruli pernah memberi tahu sebelumnya.

Menakjubkan! Dimana-mana ada orang saling bersahutan satu sama lain. Dimana-mana ada tenda. Cahaya senter di tengah kegelapan begitu indah di cadas saat itu. Ramai. Cadas Marapi sudah seperti pasar. Dan saya lupa sedang berada di gunung. 

 

Kaki terus menginjak tanpa tahu dengan jelas apa yang ia injak saat itu. Yang saya tahu, kaki harus tetap melangkah menuju 'bunga abadi'. 

Melihat ke belakang, Ya Tuhan! Pemandangan Cahaya lampu Kota Bukittinggi menghilangkan penat dan kesal sisa semalam.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun