Pelukannya membuatku melepaskan sobekan foto yang kucetak di studio pak Wong yang kutempuh satu jam dari kampung. Berguguran di tanah dan tertiup angin.
***
Hari-hari kulewati tanpa sedikitpun ingat tentang serpihan foto yang mungkin sudah jadi debu, atau senja yang sempat jadi favorit. Berganti dengan guncangan di bahu , juga terik. Entah akan berteduh dimana, mungkin akan kucari saja kucing yang memakan nasi bungkusku. Yang siap datang dan menemani walau hanya ketika ada ikan amis untuk perutnya.
Bisa jadi hanya dia yang terus ada ketika senja sampai datang terik, kemudian senja lagi. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H