Mohon tunggu...
Rafii DwiPutra
Rafii DwiPutra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Peran Pemimpin dalam Kekompakan Tim dan Cara Menangani Konflik dalam Tim

24 Juli 2018   17:52 Diperbarui: 24 Juli 2018   19:08 3101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam suatu organisasi atau perusahaan pasti mempunyai struktur organanisasi dari yang terbawah hingga yang tertinggi, struktur tersebut bisa disebut juga sebagai team. Team dalam organisasi adalah satu atau dari dua orang atau lebih dari dua orang yang berinteraksi dan mengkordinasikan pekerjaan mereka untuk mencapai tujuan yang mereka jalankan dan mereka pertanggujawabkan.

Tim harus memiliki tujuan yang jelas untuk membuat tujuan perusahaan tercapai. Konsep kerja tim ialah menyiratkan bahwa orang menyublimasikan kebutuhan, keinginan, ego. Pengetahuan, keterampilan dam usaha dari perindividu dalam tim ialah untuk mencapai tujuan team dan organisasi tersebut.

Peranan pemimpin didefinisikan sebagai proses untuk memberikan pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekelompok anggotanya. Mereka yakin bahwa tim tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai tujuan akhir yang sama.

Adapun peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:

a. Memperlihatkan gaya pribadi

b. Proaktif dalam sebagian hubungan

c. Mengilhami kerja tim

d. Memberikan dukungan timbal balik

e. Membuat orang terlibat dan terikat

f. Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi

g. Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara kontruktif

h. Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja

i. Mengakui prestasi anggota tim

j. Berusaha mempertahankan komitmen

k. Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim.

Peranan pemimpin yang diatas merupakan peranan yang harus dijalankan oleh pemimpin untuk membuat kekompakan dalam team dan membuat hubungan antar sesama team menjadi lebih baik lagi dan bisa mencapai tujuan yang diharapkan oleh organisasi atau perusahaan.

Terkadang dalam memimpin, pemimpin biasanya menghadapi beberapa masalah salah satunya "Dilemma Of  Teams". Pemimpin bisa lebih efektif ketika mereka memahami tiga alasan utama, seperti:

1.   Harus Memberi Kebebasan, ketika orang menjadi bagian dari sebuah tim, keberhasilan mereka bergantung pada kesuksesan tim. Oleh karena itu, mereka bergantung pada seberapa baik kinerja orang lain, hanya pada inisiatif individu pada mereka sendiri. Idenya adalah bahwa setiap orang harus menempatkan tim terlebih dahulu.

2.   We have to put up with free riders, tim terkadang terdiri dari orang-orang yang memiliki etika kerja yang berbeda. Istilah free rider mengacu pada anggota tim. Yang mendapatkan keuntungan dari keanggotaan tim namun tidak berpartisipasi secara aktif dan berkontribusi pada pekerjaan tim.

3.   Terkadang Tim Disfungsional. Beberapa perusahaan telah sukses besar dengan tim, namun ada juga banyak contoh bagaimana tim dalam organisasi gagal secara spektakuler. Contohnya seperti seorang pekerja sipil di sebuah pangkalan Angkatan Udara AS yang besar menceritakan sebuah pengalaman di mana tim "menyederhanakan proses penanganan surat dengan mengubahnya dari 8 langkah menjadi 19, dimana ditangani oleh lebih banyak orang dan sampai ke penerima yang dituju. Bahkan lebih lambat dari sebelumnya. Selama beberapa dekade terakhir, banyak penelitian dan pengalaman tim telah menghasilkan wawasan signifikan tentang apa yang menyebabkan tim berhasil atau gagal. Bukti menunjukkan bahwa bagaimana tim Dikelola memainkan peran yang paling penting.

Penting bagi para pemimpin untuk memahami bahwa tim berkembang dari waktu ke waktu. Penelitian memberi saran bahwa tim berkembang selama beberapa tahap. Tahapan ini biasanya terjadi secara berurutan, yaitu ada pembentukan (forming), penyerbuan (storming), norming, pertunjukan (performing), serta penangguhan (adjourning). Lima elemen ini penting harus dipahami oleh pemimpin untuk memahami team yang berkembang dari waktu kewaktu.

Dalam menjalani sebuah team pasti ada saja masalah-masalah yang akan dihadapi kepada tim tersebut, masalah yang sering terjadi dalam team ialah "konflik". Biasanya penyebab konflik terjadi pada suatu team ialah salah satunya adalah persaingan sumberdaya seperti uang, informasi atau persediaan serta biasanya perbedaan pendapat antar sesama anggota.

Tipe konflik dibagi menjadi dua, yaitu ada task conflict dan relationship conflict. Berikut adalah penjelasan tentang tipe tipe konflik tersebut:

  •  Task Conflict:      Konflik ini mengacu pada ketidaksepakatan diantara orang-orang tentang tujuan yang    
      akan dicapai.
  •  Relationship Conflict: Konflik yang mengacu pada ketidakcocokan satu orang dengan yang lainnya dimana    
    tercipta suatu ketegangan dan perasaan permusuhan pribadi diantara satu sama lain.                                                                                                               Dalam menghadapi tipe tipe konflik tersebut kita bisa menggunakan gaya untuk menangani konflik tersbut, setidaknya ada 5 gaya untuk menangani konflik tersebut, yaitu:
  • -Gaya mendominasi
  • -Gaya menghindari
  • -Gaya kompromi
  • -Gaya akomodatif
  • -Gaya Kolaborasi                                                                                                                                                                                                                                                         Adapun pendekatan lainnya terbagi menjadi menjadi 5 ada negosiasi, visi, mediasi, memfasilitasi komunikasi, dan wewenang atau kekuatan yang tegas atau dalam bahasa inggris disebut dengan arbitrase.
  • Negoisasi:  Dimana orang terlibat dalam diskusi dalam menerima dan mempertimbangkan berbagai alternative untuk mencapai keputusan bersama. Cara bernegoisasi tersebut dibagi menjadi 2, yaitu pendekatan integrative dan pendekatan distributive.
  • Vision: visi yang menarik bisa menyatukan orang karena visi tidak bisa dicapai oleh satu orang, tetapi butuh kerjasama dengan orang. Visi bisa mengurangi konflik karena orang -- orang yang terlibat sadar bahwa mereka perlu bekerjasama untuk mencapainya.
  • Mediation: melibatkan pihak ketiga untuk menyelesaikan konflik. Mediator mendiskusikan konflik tersebut dengan pihak yang berlawanan tersebut dan mencari solusi yang terbaik.
  • Facilitating Communication: cara paling efektif untuk mengurangi konflik adalah dengan komuikasi antar pihak secara terbuka dan jujur. Pertukaran informasi dan mengenal satu sama lain bisa mengurangi rasa curiga dan meningkatkan kerja sama. Cara lainnya adalah dengan berdialog agar bisa mengetahui dan menghormati perbedaan orag lain.
  • Arbitrase: memiliki kekuatan yang memaksa dan tegas.                                                                                                                                                                          Pentingya peran pemimpin untuk menangani masalah ini sangat penting karena sebagai pemimpin tugasnya ialah membuat kekompakan dalam team dan apabila terjadi masalah konflik seperti ini seharusnya pemimpin bisa menghadapi konflik tersebut dengan tenang dan dapat diselesaikan dengan baik melalui cara-cara yang disebutkan diatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun