3. Psikologi Dakwah: Ilmu yang mempelajari tentang aspek psikologis dalam proses dakwah, seperti motivasi, emosi, dan persepsi.
4. Sosiologi Dakwah: Ilmu yang mempelajari tentang aspek sosial dalam proses dakwah, seperti interaksi sosial, kelompok sosial, dan perubahan sosial.
5. Sejarah Dakwah: Ilmu yang mempelajari tentang sejarah perkembangan dakwah dari masa ke masa.
Dari hal tersebut, sebenarnya hampir mempunyai kemiripan dengan konsep yang ada di dalam ilmu dakwah. Sedangkan strukturnya masih banyak cakupannya yang dapat dimasukkan ke dalam apapun disiplin ilmunya.
HUBUNGAN FILSAFAT DAKWAH DAN KEILMUAN DAKWAH
Pada hakikatnya, manusia diberikan akal untuk berpikir tentang semua yang ada pada lingkungannya. Akal tersebut perlu dimaksimalkan dalam bentuk filsafat. Filsafat tidak hanya sebatas pemikiran yang ada sejak era Yunani kuno, melainkan juga direlevansikan terhadap perkembangan zaman. Di dalam keilmuan filsafat akan dijelaskan berbagai metode dalam berpikir, sejarah pemikiran, hakikat pemikiran dan manfaat pemikiran. Mengingat filsafat merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu, maka sudah seharusnya filsafat juga diajarkan kepada para calon da'i atau para da'i agar mereka dapat memaksimalkan akalnya dalam mengembangkan aktivitas dakwah.
Berikut hubungan filsafat dakwah dan keilmuan dakwah:
1. Secara ontologis, filsafat dakwah mempelajari hakikat, tujuan, dan makna dari dakwah. Sedangkan keilmuan dakwah berfokus pada metode, strategi, dan media dalam berdakwah.
2. Secara epistemologis, filsafat dakwah menyelidiki keabsahan atau validitas konten dakwah. Sedangkan keilmuan dakwah menguji validitas tersebut melalui analisis, studi kasus, dsb.
3. Secara aksiologis, filsafat dakwah digunakan untuk memahami nilai-nilai dan etika yang ada di dalam dakwah. Sedangkan keilmuan dakwah menerapkan nilai-nilai tersebut dalam praktik maupun kehidupan sehari-hari.
Dari penjelasan yang telah disajikan mengenai filsafat dakwah, kita dapat menyimpulkan bahwa filsafat dakwah menjadi dua keilmuan yang mempunyai substansi yang berbeda tetapi saling berkaitan satu sama lain. Filsafat dapat menjadi instrumen untuk memaksimalkan proses akal terhadap hakikat dakwah dalam agama Islam.