Mohon tunggu...
DTMC Articles
DTMC Articles Mohon Tunggu... Mahasiswa - Our Vision, We Will Rise Up

Tempat kreator Decagon Twins Media menulis opini, artikel, dll. Pernah menulis opini di Kompasiana dengan akun Rafif2020. Sebelumnya artikel ini diberi nama Rafif Hamdillah Official. Tulisan sebelumnya yang pernah dibuat : https://www.kompasiana.com/rafif20206799/621ac9103179497f34707635/ada-apa-sebenarnya-di-media-sosial-kita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Bangun Aliansi

11 Oktober 2023   11:04 Diperbarui: 11 Oktober 2023   11:11 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah laut yang luas, tersebutlah komunitas kumbang yang peradabannya berkembang. Komunitas ini tersebar di ratusan ribu pulau kecil dan masing-masing pulau dihuni spesies yang berbeda. Mereka terbagi menjadi ratusan klan. Jumlah pastinya belum akurat, ada yang bilang mencapai 194 klan, ada yang bilang mencapai 200 klan, dan versi lainnya. Ya, majemuk sekali.

Pulau terbesar namanya Azsa. Di sana terdapat kurang lebih 40-an klan yang unik. Kontur habitatnya beragam, dari pohon pinus sampai pasir solid. Kebanyakan klan-klan tersebut pernah diperintah klan lain dari pulau Erpla. Pulau Erpla katanya punya segerombolan klan yang sayangnya tidak semua berkualitas unggul. Kini, klan-klan di Azsa sudah bisa membuat lumbung makanannya sendiri.

***

BUUM!!!!!!!!

Cerrrrrrr!

Dusssh!!!!

Kaget! Disusul suara kumbang-kumbang yang berteriak minta tolong. Suasana mencekam, ditambah lagi debu menutupi sekeliling. Ratusan menara kayu seketika lapuk dan rebahan di atas tanah. Serpihannya membuat para kumbang panik melarikan diri. Di sisi lain terdapat segelintir kumbang yang tadinya juga melarikan diri karena ada hujan rotan kecil. Kekacauan terjadi di mana-mana, sayangnya kumbang lain di luar sana banyak yang masih tertidur pulas atau hanya bilang, "Oh!".

Keributan itu dari mana asalnya?

***

"Perang klan Kumbang Hijau dan Kumbang Belang semakin mencekam. Di daerah Greensti tercatat 600 kumbang menjadi korban, termasuk kumbang betina dan bayi kumbang. Ratusan puing menara kayu dan kulit kacang berserakan. Berikut kesaksian salah satu kumbang yang selamat......."

Si Kumbi merasa terenyuh karena kabar yang sama muncul lagi. Setiap hari daerah Tropicy dikirimi berita konflik di Greensti yang tidak kunjung habis. Kumbi dan teman-temannya yang merupakan anggota Persatuan Volunteer Kumbang Azsa (Savokbaza) sudah lama mengirimkan cadangan makanan ke Greensti. Namun terkadang mereka merasa upayanya belum berhasil karena persatuan volunteer lain pasif.

"Hahaha! Rasakan itu warga Greensti! Ini akibatnya kalau berani menindas Klan Srela. Dasar penyusup!", seru Jigo, musuh lama Kumbi. "Omong kosong kau! Mana matamu selama 70 tahun?" sergah Flunty, teman Kumbi. "Terbukti Srela teraniaya gara-gara serangan rotan kecil kemarin malam. Warga sana panik melarikan diri. Sekarang terima pembalasannya, hahaha!" balas Jigo. "Tolol! Warga Greensti jauh lebih elegis daripada prahara yang baru sehari dirasakan Srela!" balas Flunty lagi. 

Flunty dan Jigo masih berdebat di taman luar markas Savokbaza. Flunty yang semakin kesal menjauh dari Jigo yang masih menyantap sepotong ceri. Kumbi yang menyaksikan dari dalam markas hanya bisa menghela napas.

"Kau lihat 'kan, ocehan si Jigo? Pikirannya tidak logis!" ketus Flunty. "Ia terpengaruh cerita teman-temannya sehingga punya pandangan begitu. Kita pun punya versi sendiri. Kita emmang tidak dibenarkan untuk menumpas kumbang lain." sahut Kumbi. "Lalu apa yang harus kita lakukan? Cuma berdoa? Berkhayal? Dengar ocehan kubu Jigo setiap hari? Aku sudah capek!" keluh Flunty masih ketus. "Mana volunteer lain yang teriak-teriak bela Greensti? Mana?" tambahnya lagi, bahkan 15 menit Flunty berceramah di depan Kumbi yang masih membaca buletin Eukalipsa. Sesekali Kumbi menyahut dan menenangkan Flunty.

Lelah berorasi panjang lebar, akhirnya Flunty tertidur pulas. Kumbi menggopong Flunty ke barak dan kembali membaca buletinnya di tempat semula.

=================================

"Saudara-saudara. Dalam forum darurat antarklan se-Azsa, kita kembali membahas tentang prahara negeri Greensti. Situasi di sana sangat mencekam dan....." kata ketua forum membuka diskusi.

"Interupsi, Pak Ketua! Narasi yang sama masih dinyaringkan setiap forum. Kapan solusinya Pak Ketua?" potong Flunty yang mewakili Klan Tropicy. "Eh, eh, eh. Urus aja klanmu sendiri. Tuh masih banyak elitemu yang makan banyak kacang almond!, ejek salah satu partisipan. "Heh! Memangnya tahu apa soal Tropicy?" bantah Flunty. "Tenang Flunty, tenang! Kita semua dalam masalah serius. Jangan berbantah-bantahan terus!", cegah Nidi yang juga mewakili Tropicy.

"Saudari Flunty dipersilakan untuk menepi dahulu dari sidang!" perintah ketua forum. Tanpa membantah, Flunty meninggalkan arena sidang menuju lantai dua markas besar. Akhirnya hanya Nidi yang mewakili Tropicy dengan pembawaan khasnya.

Sidang berlangsung cukup alot, karena partisipan berbeda argumen. Malah ada beberapa partisipan yang tertangkap basah sedang mengantuk. "Bosan!" kata salah satu partisipan ketika ditanya temannya. Setelah bersilang pendapat, diukur hulu dan hilirnya, ditimbang berat ringannya, akhirnya sebuah resolusi terbit.

"Kami, Persatuan Volunteer Kumbang Azsa dan Majelis Antarklan Seluruh Azsa, dengan ini menyatakan membentuk aliansi bersama untuk membantu warga Greensti dalam multibidang. Kami juga bertekad membantu mendamaikan konflik untuk ketentraman semesta!" ucap ketua forum. Serempak semua partisipan bertepuk tangan, kecuali beberapa klan yang mengaku masih memiliki pakta kerja sama dengan Klan Srela. 

Aliansi baru tersebut mulai membuka markas besar di Tropicy. Di sana para volenteer memproduksi makanan, rompi, peralatan tempur, hingga alat komunikasi. Teknologinya maju, termasuk armada yang dikirim secara rutin. Dengan kendaraan berupa bus lebah, pasokan bisa diantarkan tanpa ada kerusakan akibat ulah Klan Srela.

Namun beberapa pekan kemudian, aliansi baru tersebut mendapatkan perlawanan dari Klan Srela beserta sekutunya. Aliansi dengan terpaksa menggempur serangan Sekutu Srela sehingga banyak prajurit yang terluka. Namun mereka tidak mundur dan terus memberikan bantuan ke Klan Greensti. Terbaru, aliansi mengirimkan alat-alat rakitan baru yang digunakan untuk edukasi dan komunikasi.

Setelah sekian lama bertempur, akhirnya aliansi mengumumkan deklarasi gencatan senjata dan memperkuat pengakuan Klan Greensti sebagai saudara. Aliansi tersebut membuka markas di daerah Greensti dan mengibarkan bendera daunnya. Greensti diklaim aliansi sebagai zona internasional sampai konflik perlahan sirna.

=====================================

"Flunty! Bangun!" kata Kumbi.

"Duuuh! Ada apa sih? 'Kan masih ada tugas di aliansi", ketus Flunty.

"Aliansi apa? Yang ada Persatuan Volenteer", tanya Kumbi.

"Eh! Duuuh! Aku bermimpi rupanya!" kata Flunty terkejut.

Tiba-tiba Kumbi mendapatkan surat berita bahwa korban di Greensti bertambah 50 kumbang lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun