"Hahaha! Rasakan itu warga Greensti! Ini akibatnya kalau berani menindas Klan Srela. Dasar penyusup!", seru Jigo, musuh lama Kumbi. "Omong kosong kau! Mana matamu selama 70 tahun?" sergah Flunty, teman Kumbi. "Terbukti Srela teraniaya gara-gara serangan rotan kecil kemarin malam. Warga sana panik melarikan diri. Sekarang terima pembalasannya, hahaha!" balas Jigo. "Tolol! Warga Greensti jauh lebih elegis daripada prahara yang baru sehari dirasakan Srela!" balas Flunty lagi.Â
Flunty dan Jigo masih berdebat di taman luar markas Savokbaza. Flunty yang semakin kesal menjauh dari Jigo yang masih menyantap sepotong ceri. Kumbi yang menyaksikan dari dalam markas hanya bisa menghela napas.
"Kau lihat 'kan, ocehan si Jigo? Pikirannya tidak logis!" ketus Flunty. "Ia terpengaruh cerita teman-temannya sehingga punya pandangan begitu. Kita pun punya versi sendiri. Kita emmang tidak dibenarkan untuk menumpas kumbang lain." sahut Kumbi. "Lalu apa yang harus kita lakukan? Cuma berdoa? Berkhayal? Dengar ocehan kubu Jigo setiap hari? Aku sudah capek!" keluh Flunty masih ketus. "Mana volunteer lain yang teriak-teriak bela Greensti? Mana?" tambahnya lagi, bahkan 15 menit Flunty berceramah di depan Kumbi yang masih membaca buletin Eukalipsa. Sesekali Kumbi menyahut dan menenangkan Flunty.
Lelah berorasi panjang lebar, akhirnya Flunty tertidur pulas. Kumbi menggopong Flunty ke barak dan kembali membaca buletinnya di tempat semula.
=================================
"Saudara-saudara. Dalam forum darurat antarklan se-Azsa, kita kembali membahas tentang prahara negeri Greensti. Situasi di sana sangat mencekam dan....." kata ketua forum membuka diskusi.
"Interupsi, Pak Ketua! Narasi yang sama masih dinyaringkan setiap forum. Kapan solusinya Pak Ketua?" potong Flunty yang mewakili Klan Tropicy. "Eh, eh, eh. Urus aja klanmu sendiri. Tuh masih banyak elitemu yang makan banyak kacang almond!, ejek salah satu partisipan. "Heh! Memangnya tahu apa soal Tropicy?" bantah Flunty. "Tenang Flunty, tenang! Kita semua dalam masalah serius. Jangan berbantah-bantahan terus!", cegah Nidi yang juga mewakili Tropicy.
"Saudari Flunty dipersilakan untuk menepi dahulu dari sidang!" perintah ketua forum. Tanpa membantah, Flunty meninggalkan arena sidang menuju lantai dua markas besar. Akhirnya hanya Nidi yang mewakili Tropicy dengan pembawaan khasnya.
Sidang berlangsung cukup alot, karena partisipan berbeda argumen. Malah ada beberapa partisipan yang tertangkap basah sedang mengantuk. "Bosan!" kata salah satu partisipan ketika ditanya temannya. Setelah bersilang pendapat, diukur hulu dan hilirnya, ditimbang berat ringannya, akhirnya sebuah resolusi terbit.
"Kami, Persatuan Volunteer Kumbang Azsa dan Majelis Antarklan Seluruh Azsa, dengan ini menyatakan membentuk aliansi bersama untuk membantu warga Greensti dalam multibidang. Kami juga bertekad membantu mendamaikan konflik untuk ketentraman semesta!" ucap ketua forum. Serempak semua partisipan bertepuk tangan, kecuali beberapa klan yang mengaku masih memiliki pakta kerja sama dengan Klan Srela.Â
Aliansi baru tersebut mulai membuka markas besar di Tropicy. Di sana para volenteer memproduksi makanan, rompi, peralatan tempur, hingga alat komunikasi. Teknologinya maju, termasuk armada yang dikirim secara rutin. Dengan kendaraan berupa bus lebah, pasokan bisa diantarkan tanpa ada kerusakan akibat ulah Klan Srela.