Mohon tunggu...
Rafif Firjatullah
Rafif Firjatullah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pacitan, Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pohon Sagu Papua: Ketahanan dan Tantangan di Tengah Perubahan Iklim

9 November 2024   14:49 Diperbarui: 9 November 2024   15:22 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Curah hujan, suhu, dan kelembaban tanah sangat memengaruhi pertumbuhan pohon sagu. Penelitian menunjukkan bahwa curah hujan yang tinggi dan konsisten diperlukan untuk menjaga kelembaban tanah yang sesuai bagi pohon sagu (Muller et al., 2020). Namun, perubahan pola curah hujan drastis dapat menyebabkan stres air pada tanaman ini dan mengurangi produktivitasnya dalam jangka panjang (Papua Climate Initiative, 2021).

Pengaruh Curah Hujan terhadap Pertumbuhan Pohon Sagu

Curah hujan adalah faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan pohon sagu. Sebagai tanaman lahan basah, pohon sagu memerlukan pasokan air yang cukup untuk mendukung proses fotosintesis dan menjaga kelembaban tanah. Curah hujan yang stabil memastikan tanah tetap lembab dan menyediakan air bagi akar pohon sagu. Dalam kondisi curah hujan optimal, pohon sagu dapat menyerap air efektif melalui sistem akar yang menyebar. Air ini disimpan dalam batang sebagai cadangan untuk musim kering (Prasetyo & Dharmawan, 2020).

Namun, perubahan pola curah hujan akibat perubahan iklim mengganggu keseimbangan ini. Di beberapa wilayah di Papua, curah hujan menjadi tidak menentu, dengan periode kekeringan yang lebih panjang atau curah hujan yang berlebihan. Ketika curah hujan berkurang, pohon sagu kesulitan mempertahankan kelembaban tanah yang cukup. Kekurangan air menyebabkan stres pada tanaman, menghambat fotosintesis, dan mengurangi produksi pati dalam batang pohon sagu. Di sisi lain, curah hujan berlebihan mengakibatkan genangan air di sekitar akar, mengurangi oksigen dalam tanah, dan mengganggu fungsi respirasi akar. Kondisi anaerobik ini menghambat penyerapan nutrisi dan merusak sistem perakaran pohon sagu (Syafitri & Junaidi, 2020).

Pengaruh Suhu terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Pohon Sagu

Suhu juga sangat memengaruhi pertumbuhan pohon sagu. Pohon sagu tumbuh optimal pada suhu 25–30°C, yang memungkinkan proses fotosintesis berjalan efisien. Fotosintesis adalah proses di mana tanaman mengubah karbon dioksida dan air menjadi glukosa sebagai sumber energi untuk pertumbuhan. Suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi mengganggu efisiensi fotosintesis, berdampak langsung pada laju pertumbuhan dan produktivitas pati yang dihasilkan (Karim et al., 2008).

Peningkatan suhu akibat perubahan iklim menyebabkan stres panas pada tanaman sagu. Stres panas terjadi saat suhu lingkungan melebihi ambang toleransi tanaman, mengakibatkan gangguan pada struktur dan fungsi sel tanaman. Dalam kondisi suhu tinggi yang berkepanjangan, pohon sagu mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk mempertahankan suhu internal, yang mengurangi sumber daya untuk pertumbuhan dan produksi pati. Dalam jangka panjang, stres panas ini menurunkan produktivitas pohon sagu, yang berdampak pada ketahanan pangan masyarakat Papua yang sangat bergantung pada sagu sebagai sumber karbohidrat utama (Wibowo & Santoso, 2019).

Pengaruh Kelembaban Tanah terhadap Pertumbuhan Pohon Sagu

Kelembaban tanah adalah elemen iklim penting yang mendukung pertumbuhan pohon sagu. Pohon sagu sangat bergantung pada kelembaban tanah yang tinggi untuk menjaga kesehatan akar dan batangnya. Tanah lembab menyediakan lingkungan kondusif bagi akar untuk menyerap air dan nutrisi yang dibutuhkan untuk metabolisme. Kelembaban tanah yang stabil juga menjaga suhu tanah tetap moderat, penting untuk fungsi akar dan proses fotosintesis. Tanah terlalu kering menyebabkan akar kesulitan menyerap air, membuat tanaman mengalami stres air. Di sisi lain, tanah yang terlalu basah akibat curah hujan berlebihan mengurangi oksigen dalam tanah dan mengganggu respirasi akar (Putri & Hakim, 2021).

Perubahan iklim telah menyebabkan fluktuasi kelembaban tanah di Papua. Selama musim kemarau berkepanjangan, kelembaban tanah menurun drastis, mengurangi kemampuan pohon sagu untuk menyerap air dan nutrisi. Penurunan kelembaban ini memperburuk efek suhu tinggi, karena air di tanah menguap lebih cepat, membuat tanah menjadi kering yang tidak ideal untuk pertumbuhan pohon sagu. Ketika kelembaban tanah menurun, akar tidak dapat menyerap air yang cukup, mengakibatkan penurunan produktivitas dan kelangsungan hidup pohon sagu dalam jangka panjang (Ernawati et al., 2018).

Dampak Kombinasi Unsur Iklim terhadap Pohon Sagu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun