Mohon tunggu...
Rafif Firjatullah
Rafif Firjatullah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pacitan, Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pohon Sagu Papua: Ketahanan dan Tantangan di Tengah Perubahan Iklim

9 November 2024   14:49 Diperbarui: 9 November 2024   15:22 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dampak pada Ekosistem Rawa dan Stabilitas Ekologis Papua

Ekosistem rawa di Papua berperan penting dalam menyerap air hujan, mengurangi risiko banjir, dan menyerap karbon. Namun, ketidakstabilan iklim menyebabkan ketidakteraturan curah hujan dan periode kekeringan, yang melemahkan kemampuan lahan basah dalam menjaga kestabilan ekologis. Ketidakstabilan ini berdampak luas, memengaruhi pohon sagu dan spesies yang bergantung pada ekosistem rawa (Supriyanto & Kartikasari, 2021).

Secara keseluruhan, perubahan iklim membawa dampak signifikan pada pohon sagu dan keanekaragaman hayati di Papua, mengancam keseimbangan ekologis dan meningkatkan risiko kepunahan spesies endemik yang sangat penting bagi keberlanjutan ekosistem di wilayah tersebut.

Kesimpulan

Pohon sagu (Metroxylon sagu) di Papua memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung kehidupan masyarakat lokal dan menjaga keseimbangan ekosistem lahan basah. Sebagai sumber pangan utama, sagu menyediakan karbohidrat bagi masyarakat adat Papua. Selain itu, pohon ini juga memiliki nilai budaya dan ekonomi, serta berfungsi sebagai komponen ekosistem yang esensial, mendukung habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna. Namun, perubahan iklim telah menimbulkan ancaman besar bagi keberlanjutan pohon sagu dan ekosistem yang bergantung padanya. Fenomena cuaca ekstrem seperti El Niño dan La Niña, peningkatan suhu, dan ketidakstabilan curah hujan telah mengganggu habitat alami pohon sagu, menurunkan produktivitasnya, dan mengancam ketahanan pangan masyarakat setempat.

Pohon sagu menunjukkan adaptasi struktural dan fisiologis yang luar biasa, seperti akar yang mampu menyerap air dalam kondisi kering, batang yang menyimpan air, serta daun berlapis lilin yang mengurangi penguapan. Selain itu, pohon sagu memiliki kemampuan regeneratif yang memungkinkan pemulihan dari kerusakan lingkungan. Namun, tanpa upaya konservasi dan pengelolaan yang berkelanjutan, ancaman perubahan iklim akan terus mempengaruhi populasi sagu dan spesies lain yang bergantung pada ekosistem rawa Papua.

Dengan demikian, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan peneliti untuk menerapkan strategi adaptasi dan mitigasi, serta teknologi berkelanjutan yang mendukung keberlanjutan pohon sagu. Langkah-langkah seperti penanaman kembali di lahan yang terdegradasi, pengelolaan lahan berkelanjutan, dan penelitian tentang varietas sagu yang tahan terhadap kondisi ekstrem menjadi penting untuk menjaga ketahanan pangan dan keanekaragaman hayati di Papua. Kesinambungan pohon sagu di Papua bukan hanya penting bagi ekosistem lokal tetapi juga bagi ketahanan ekologi dan kesejahteraan masyarakat adat di wilayah tersebut.

Daftar Pustaka

Basri, R., & Lestari, D. (2020). Penelitian tentang mekanisme regeneratif pohon sagu. Jurnal Ekologi Tropis.

Ernawati, F., Heliawaty, H., & Diansari, A. (2018). Peran pohon sagu dalam ketahanan pangan di Papua. Jurnal Sumber Daya Alam.

Gomez, P., et al. (2022). Lapisan lilin pada daun pohon sagu sebagai adaptasi lingkungan kering. Indonesian Journal of Plant Adaptation.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun