Seiring dengan perkembangan zaman dan persaingan di era modern ini, baik dalam bidang ekonomi maupun politik. Perlu adanya forum untuk meningkatkan persahabatan antar negara untuk meningkatkan hubungan bilateral, meningkatkan hubungan ekonomi atau perdagangan, dan meningkatkan kerjasama di bidang politik dan pertahanan. Febrian A Ruddyard (2022) dalam Webinar G20 dan Peran Indonesia, Forum G20 merupakan forum utama kerjasama internasional, beranggotakan 19 negara dan satu lembaga yang mewakili sekitar 85 persen GDP global, 75 persen perdagangan internasional, dan 2/3 dari populasi dunia. Tujuan G20 antara lain untuk mempelajari, meninjau, dan mengundang diskusi ekonomi antara negara maju dan negara berkembang. Forum G20 juga menjadi wadah bagi negara-negara anggota untuk membahas isu-isu global. (A. S. Putri, 2020) Hal penting tentang terbatasnya keanggotaan forum G20 yang hanya berjumlah 19 negara dan satu lembaga Uni Eropa, tentu memudahkan konsolidasi perumusan komitmen bersama antar negara. sangat berbeda jika dibandingkan dengan PBB yang memiliki skala keanggotaan yang besar, yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia, sehingga sering menimbulkan kritik atau ketidaksetujuan pendapat dan mengenai respon yang diterima sangat lambat untuk menghadapi isu-isu global yang sedang berlangsung (Sushanti, 2015). Maka menjadi jelas bahwa negara yang kuat akan terlihat dari pendapatan per kapitanya yang tinggi. Dalam konteks ekonomi politik, negara yang berinteraksi dalam kegiatan transaksional tidak akan lepas dari mengejar kepentingan nasionalnya, yaitu mengakumulasi aset dan kekayaan, yang akan memberikan kontribusi pendapatan per kapita negara. Menurut (Sushanti, 2019) Juga, dalam forum G20 ini, banyak kebijakan ekonomi yang disepakati beberapa negara dan peraturan perdagangan dunia dibahas. Salah satu contohnya adalah paksaan Indonesia untuk menandatangani kebijakan supply chain agreement. Indonesia hanya diperbolehkan mengekspor bahan mentah yang sangat merugikan Indonesia, menurut Presiden RI Joko Widodo. Indonesia ingin mengekspor bahan jadi bukan bahan baku yang tentunya akan menambah nilai ekonomi dan menambah pendapatan negara. (Astuti, 2020) Akibat kejadian tersebut, Indonesia melarang ekspor bahan baku nikel ke Eropa yang mengakibatkan Eropa menggugat Indonesia ke World Trade Organization (WTO).
Salah satu dampak Forum G20 terhadap perekonomian Indonesia adalah dapat meningkatkan kepercayaan dan meningkatkan minat investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Apalagi, pengaruh lain di masa pandemi Covid-19 ini, sektor pariwisata sangat terdampak pandemi. Hal tersebut mendukung kegiatan ekonomi di bidang pariwisata seperti hotel, tempat hiburan, souvenir yang nantinya akan merasakan dampaknya akibat kegiatan forum G20 di Bali. (Wuryandani, 2020) Negara-negara anggota Forum G20 yang akan datang ke Indonesia tentunya akan membawa beberapa pakar dari negaranya masing-masing untuk membahas program yang akan dijalankan. Tentu menguntungkan sektor pariwisata khususnya perhotelan, karena nantinya para perwakilan negara anggota akan menginap di berbagai hotel di Bali dan berkeliling Bali untuk menikmati suasana di sana.
Tentunya sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi Indonesia yang terkena dampak pandemi Covid19 setelah beberapa tahun. Selain memberikan kontribusi bagi Perekonomian Indonesia dari sektor pariwisata, dampak lainnya adalah Indonesia dapat mempromosikan negaranya ke berbagai dunia melalui Forum G20 ini. Indonesia dapat berpromosi baik dari segi budaya, keindahan alam, dan berbagai sektor dalam Forum G20. Indonesia juga dapat meningkatkan hubungan kerjasama antar beberapa negara anggota dalam perdagangan dunia karena Indonesia memiliki potensi yang besar.
Selain itu, dengan terpilihnya Indonesia sebagai presiden G20 menjadikan Indonesia prioritas untuk memilih tema yang akan dibahas dalam forum. Indonesia memilih pilar yaitu: Mempromosikan Produktivitas, yang berfokus pada mempromosikan produknya dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Meningkatkan Ketahanan dan Stabilitas, yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan dan stabilitas perekonomian Indonesia, khususnya di masa pandemi seperti ini Memastikan Pertumbuhan Berkelanjutan dan Inklusif, bertujuan untuk memastikan perekonomian Indonesia tumbuh dan berkelanjutan.
Indonesia fokus memperkenalkan atau mempromosikan produk Usaha Mikro Kecil (UMKM), dan Menengah yang keberadaannya merupakan pelaku dalam kegiatan ekonomi. Selain itu, Sirkuit Internasional Mandalika sudah selesai dibangun. Ini akan digunakan untuk perhelatan MotoGP, menjadikannya salah satu objek yang bisa dimanfaatkan Indonesia sebagai promosi di Forum G20. Fokus lainnya adalah meningkatkan ketahanan dan stabilitas. Saat banyak isu global sedang terjadi, termasuk memanasnya hubungan antara China dan Amerika Serikat yang merupakan negara anggota G20. Ini akan dianggap sebagai pembahasan terkait dengan pilar nomor dua. Demi menjaga keamanan dan stabilitas dunia di masa pandemi saat ini. (Kanan & Nuradhawati, 2020).
Namun kesuksesan Indonesia dalam G20 yang di gembor -- gembor kan dam mengisi media-media nasional. Prestasi -- prestasi G20 mengatasi krisis pasca pandemi COVID-19, kontribusi-kontribusi terhadap penanganan COVID-19, dan penangguhan-penangguhan utang serta rekomendasi bagaimana--apa yang mereka klaim "solusi" dari krisis iklim: melalui apa saja yang mereka labeli "green", "energi baru terbarukan", "proyek strategis nasional", "mobil listrik", "ekonomi hijau", dan jargon-jargon besar lainnya. Tidak lah selaras dengan aktualisasinya.
Berbagai eksploitasi terhadap lingkungan masih banyak terjadi di negara ini, sebagai contoh kerusakan dan kehilangan ruang hidup ini tidak hanya terjadi pada warga di Morowali. Di lokasi-lokasi kaya nikel dari Sulawesi Selatan, Tengah, dan Tenggara hingga di Maluku Utara, kerusakan serupa dialami warga di sekitar tambang, bahkan lebih parah kondisinya karena dibangun smelter. Untuk menunjang kinerja smelter-smelter ini pemerintah memberi kekhususan untuk mendirikan PLTU baru, selain pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi yang juga digenjot di berbagai lokasi. Keberadaan pembangkit-pembangkit listrik, yang dilabeli "baru dan terbarukan," ini juga banyak menimbulkan persoalan di lokasi produksi. Pembangkit-pembangkit itu tak hanya merampas ruang hidup, tapi juga merenggut banyak nyawa. Di lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, Sorik Merapi, Mandailing Natal, Sumatera Utara, kebocoran gas H2S berulang kali terjadi. Sejak 2021, setidaknya enam kejadian kebocoran gas, ledakan pipa gas, dan semburan lumpur. Lima orang meninggal dunia (dua di antaranya anak-anak) dan 212 warga lain dirawat di rumah sakit karena keracunan gas. Mereka pusing, mual, muntah hingga pingsan. Meski sudah merenggut banyak nyawa, tak ada evaluasi operasi tambang geotermal dan menghentikan aktivitasnya, sebagaimana dituntut warga sekitar lokasi. Perusahaan malahan memberikan ganti rugi yang proses pencairannya berbelit-belit dan butuh waktu lama. Ajang G20 dijadikan ladang para elit politik untuk menambah insvestor saja. Ekonomi, dan lingkungan hanya menjadi alat stimulus yang di deklarasikan saja.
PEMULIHAN MELALUI PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH PASCA PANDEMI COVID-19
Pada hadirnya masa pandemi beberapa waktu lalu, setiap masyarakat disiapkan untuk survive dalam memenuhi beberapa kebutuhan dan keinginannya. Menghadapi keterbatasan akibat pandemi mengakibatkan terjadinya penurunan kemampuan finansial dan terjadi kesenjangan ekonomi. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tingkat kemiskinan di Indonesia terus mengalami angka rawan kenaikan. Pada bawal bulan Maret tahun 2022 angka kemiskinan di Indonesia menyentuh angka 26,16 juta jiwa. Berdasarkan fenomena tersebut tentunya diperlukan pemecahan masalah yang dapat mengoptimalkan pengalokasian sumber daya yang dimiliki negara pasca pandemi.
Umer Chapra (2000) menjelaskan bahwa ekonomi islam atau ekonomi syariah merupakan pengetahuan yang memiliki tujuan guna menciptakan kesejahteraan manusia dengan alokasi dan distribusi sumber daya langka atas dasar ajaran Islam tanpa adanya pembatasan kebebasan individu, menciptakan keseimbangan makro ekonomi serta ekologi berkelanjutan.
Masalah resesi ini dapat dijawab dengan menggunakan pendekatan teologis normatif yang dilengkapi dengan pemahaman agama dengan menggunakan pendekatan lain yang secara operasional konseptual dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang muncul seperti pendekatan ilmu sosial seperti ilmu ekonomi. Hal ini diperkuat dengan telaah teori analisis wacana yang dikemukakan oleh NormanFairclough (1995), yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan secara inheren merupakan bagian yang dipengaruhi oleh struktur sosial dan diproduksi dalam interaksi sosial.