Tulisan ini didasari "bacaan" terhadap lingkungan dan fenomena yang ada.
Sudah lebih dari 3 bulan yang lalu saya off social media karena satu dan lain hal. Hidup saya tidak semulus jalan tol rupanya wkwk.
Sekarang hari minggu tanggal 10 maret 2024 pukul 00:28 saya kepengen nulis apa yang jadi keresahan saya.
Setelah lulus SD Alhamdulillah waktu itu saya diterima di SMP 8 Kota Bandung (UjungBerung) yang mungkin pada saat itu bisa dikatakan sekolah Favorit Cluster 1/2 di Bandung. Pada waktu yang sama, saya juga sudah masuk di sekolah SMP Plus Al-Aqsha selama satu bulan. Gundah lah pikiran ini, seorang anak kecil yang masih labil harus memilih antara terang atau gelap, antara siang atau malam, antara pesantren atau sekolah umum, tapi saat itu saya berpikir mandiri bahwa di keluarga kecil maupun keluarga besar tiada satu pun orang yang "mendalami" ilmu agama. Hal tersebutlah yang mendasari "yaudahlah tetap stay di Pesantren".Â
Di Pesantren kegiatannya sungguh tertatur, Kita di didik selama full 24 jam. Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali semuanya adalah pendidikan. Berangkat subuh ke masjid, pembagian kosa-kata, mandi, makan, berangkat sekolah, shalat dhuha sampai tidur kembali rutin kami lakukan. intinya Pembelajaran agama (Quran & Hadits) tuh bener bener ditanamkan oleh para ustadz kepada kami selaku santri.Â
Singkat cerita setelah lulus Pesantren dan saya berkuliah di salah satu Universitas, saya melihat bahwa tidak semua lulusan pondok itu bisa menjadi produk yang berhasil dari pondoknya.Â
Awalnya saya pikir bahwa lulusan pondok itu tidak akan pacaran.
Awalnya saya pikir bahwa lulusan pondok itu tidak akan mabok.
Awalnya saya pikir bahwa lulusan pondok itu tidak akan Narkoba.
Awalnya saya pikir bahwa lulusan pondok itu Sholeh/Sholehah.