Keserakahan dan tamak adalah sifat yang membuat seseorang selalu tidak merasa cukup atas apa yang dimiliki, selalu ingin lebih. Dengan sifat tamak, seseorang menjadi berlebihan mencintai harta. Padahal bisa jadi hartanya sudah banyak atau jabatannya sudah tinggi. Dominannya sifat tamak membuat seseorang tidak lagi memperhitungkan halal dan haram dalam mencari rezeki. Sifat ini menjadikan korupsi adalah kejahatan yang dilakukan para profesional, berjabatan tinggi, dan hidup berkecukupan.Â
2. Moral yang lemah
Seseorang dengan moral yang lemah mudah tergoda untuk melakukan korupsi. Aspek lemah moral misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, atau rasa malu melakukan tindakan korupsi. Jika moral seseorang lemah, maka godaan korupsi yang datang akan sulit ditepis. Godaan korupsi bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahan, atau pihak lain yang memberi kesempatan untuk melakukannya.Â
Faktor Eksternal :
1. Lemahnya sistem pengawasan dan kontrol:Â
Sistem pengawasan dan kontrol yang lemah dapat memungkinkan tindakan korupsi terjadi tanpa terdeteksi. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan, serta kurangnya kekuatan dan kemandirian lembaga-lembaga pengawasan seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
2. Sistem politik yang tidak stabil
Sistem politik yang tidak stabil, seperti perubahan kepemimpinan yang sering terjadi dan kurangnya kesinambungan kebijakan dapat memperumit upaya pencegahan dan penanganan korupsi.
Solusi Yang ditawarkan untuk menghentikan praktik korupsi sebenarnya banyak, tapi disini saya akan memberikan setidaknya 5 cara yang dapat menghentikan Budaya Menjijikan ini, diantaranya :
1. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas (Eksternal)