Mohon tunggu...
Rafi
Rafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Bakrie

Konten favorit chanel youtube Tretan Universe

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persepsi Ancaman Latvia Pasca Aneksasi Krimea terhadap Strategi Hybrid Warfare Rusia

13 Juli 2022   09:14 Diperbarui: 13 Juli 2022   09:19 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rafii Abdul Aziz (1191004011)

Rahmat Alvin (1191004056)

Ruben Eros Adventino (1191004039)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Latvia yang menganggap Russian Hybrid Warfare sebagai ancaman setelah aneksasi Crimea. Keberhasilan Rusia dalam menerapkan strategi Hybrid Warfare selama aneksasi Krimea pada tahun 2014, menciptakan kerentanan bagi Latvia, yang telah menjadi bagian dari Uni Soviet dan telah menerima disinformasi. 

Penulis menggunakan The Threat Perception Theory yang dikemukakan oleh Raymond Cohen untuk melihat langkah-langkah yang dilakukan Latvia dalam membela negaranya. Teknik pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber pustaka dari buku, jurnal, tesis, dan lain-lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Latvia memiliki persepsi ancaman terhadap Hybrid. 

Strategi Perang Rusia disebabkan oleh hubungan sejarah yang buruk antara kedua negara dan serangan apa yang dilakukan Rusia terhadap Latvia. Bukti persepsi ancaman ini dapat dilihat dari pernyataan yang diberikan oleh Latvia dan sekutunya di Latvia, serta tanggapan defensif yang dikeluarkan oleh Latvia.

Kata kunci: Latvia, Rusia, Ancaman, Hybrid Warfare

Abstract 

This study aims to examine the reasons for Latvia's perception of Russian Hybrid Warfare as a threat after the annexation of Crimea. Russia's success in implementing its Hybrid War strategy during its 2014 annexation of Crimea created vulnerability for Latvia, which was once part of the Soviet Union and has received disinformation. 

The author uses the Threat Perception Theory proposed by Raymond Cohen to see the reasons for Latvia's perceived threat to Russia. Data collection techniques used in this study are library sources from books, journals, theses, and others. The results of this study indicate that the perception of Latvia's threat to Russia's Hybrid Warfare strategy is caused by the poor historical relationship between the two countries and the unexpected attack carried out by Russia against Latvia. Evidence of this threat perception can be seen from statements given by Latvia and its allies, as well as defensive responses issued by Latvia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun