Mohon tunggu...
Rafi
Rafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa sastra yang tertarik di bidang seni visual

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Vivian Maier: Pengasuh Anak Eksentrik yang Menyimpan Segudang Mahakarya di Kamarnya

13 Juni 2024   16:01 Diperbarui: 13 Juni 2024   16:22 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret diri Vivian Maier pada tahun 1953. FOTO/Maloof Collection and Howard Greenberg Gallery, NY 

Vivian Maier, seorang wanita yang lahir di New York City, pada tahun 1926, ia menjalani kehidupan yang penuh misteri dan kontradiksi. Ia dikenal sebagai seorang pengasuh anak yang berdedikasi, namun dibalik itu, ia adalah seorang fotografer jalanan yang sangat berbakat dengan hasrat mendalam akan seni fotografi. Selama lebih dari 40 tahun, Maier bekerja sebagai pengasuh untuk berbagai keluarga di Chicago dan New York, sambil diam-diam mengabadikan momen-momen kehidupan sehari-hari melalui lensa kameranya.

Mengutip dari The Guardian, "Maier pernah mengasuh 3 anak dari keluarga matthews, yaitu Joe, Sarah, dan Slark di pinggiran kota Chicago pada tahun 80-an selama 3 tahun. Keluarga Matthews tahu bahwa Maier seorang yang tidak biasa dan ia selalu mengambil banyak foto. Kamar lotengnya selalu terkunci, dan penuh dengan kotak dan koran."

Selain bekerja sebagai pengasuh, Maier juga memiliki hasrat besar untuk menjelajahi dunia. Pada akhir tahun 1950-an, ia melakukan perjalanan keliling dunia selama satu tahun, mengunjungi berbagai negara seperti Thailand, Mesir, Yaman, Italia, Prancis, Taiwan, India, Vietnam, Maroko, Kanada, dan Filipina. Perjalanan ini memberinya kesempatan untuk memperluas wawasan dan mengasah kemampuan fotografinya.

"June 27, 1959. Asia" FOTO/Maloof Collection and Howard Greenberg Gallery, NY 

"June 5, 1959. Thailand". FOTO/Maloof Collection and Howard Greenberg Gallery, NY

Maier dikenal sebagai seorang dengan minat yang besar terhadap kehidupan sehari-hari. Ia senang menjelajahi kota dan memotret orang-orang yang ia temui di jalanan. Ia tertarik pada berbagai subjek, mulai dari anak-anak bermain, tunawisma, pekerja, hingga ibu rumah tangga. Maier juga memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial dan politik, yang tercermin dalam beberapa foto karyanya. Vivian Maier meninggal dunia pada tahun 2009. Maier, diam-diam mengabadikan lebih dari 150.000 foto yang memukau. Namun, bakatnya yang luar biasa tetap tersembunyi hingga setelah kematiannya.

PENEMUAN

Pada tahun 2007, John Maloof, seorang agen real estat dan kolektor barang antik, membeli sebuah kotak berisi ribuan negatif foto milik Maier seharga $380 dalam sebuah pelelangan. Maloof terpesona oleh kualitas foto-foto tersebut dan mulai menyelidiki siapa sebenarnya Vivian Maier. Maloof menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkan informasi tentang Maier dan mempublikasikan karya-karyanya. 

Ia mewawancarai orang-orang yang pernah mengenal Maier, termasuk anak-anak yang pernah diasuhnya dan keluarga yang mempekerjakannya. Maloof berusaha keras untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang Maier, mulai dari mewawancarai orang-orang yang pernah mengenalnya hingga menelusuri jejak perjalanannya ke berbagai negara.

Dilansir dari artikel  yang diterbitkan oleh British Journal of Photography John Maloof bukanlah satu-satunya orang yang menemukan harta karun berupa foto-foto Vivian Maier. Pada pelelangan yang sama, beberapa kotak lain berisi karya Maier juga dibeli oleh kolektor lain. Salah satunya adalah Jeffrey Goldstein, yang menemukan sekitar 30.000 negatif milik Maier. 

Selain Jeffrey Goldstein, sebuah artikel dari Chicago Reader menyebutkan bahwa, Ron Slattery, seorang kolektor, membeli beberapa kotak dari sebuah lelang pada tahun 2007 yang mengandung foto dan barang-barang pribadi Maier. Dia mencoba menghubunginya sebelum kematiannya, tetapi tidak berhasil. Setelah Maier meninggal, Slattery menyadari betapa berharganya foto-foto tersebut, dan dia mulai menjual beberapa di antaranya secara online. 

Apresiasi atas karya-karya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun