Energi dari matahari adalah energi yang paling melimpah di muka bumi, bukan hanya bermanfaat untuk proses fotosintesis tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai energi baru terbarukan. untuk medapatkan energi yang di hasilkan oleh matahari kita memerlukan bantuan pasir, salah satu sumber daya alam yang melimpah juga. di mana pasir ini diubah 99,999% ke dalam bentuk kristal murni untuk di gunakan sebagai komponen dasar sel surya.
 Untuk mencapai hal ini, pasir harus melalui pemurnian yang rumit dimana pasir ditambahkan karbon lalu di panaskan dalam temperatur 2000C menjadi 98% silikon mentah murni. lalu di ubah menjadi silikon gas dan kemudian dicampur hidrogen untuk mendapatkan silikon policrystaline yang sangat murni.
 Silikon ini lalu di bentuk lagi menjadi irisan tipis-tipis yang disebut wafer silikon. wafer silikon ini menjadi jantung dari sel fotovoltime, untuk mendapatkan arus searah diperlukan kekuatan pendorong (P.N junction). dengan rumus ini elektron dari sisi N akan bermigrasi ke sisi P. dengan cara ini daerah deplesi akan terbentuk. mengakibatankan tidak ada elektron dan lubang bebas.
 Dalam sel surya praktis N adalah bagian atas dan memiliki lapisan tipis dan berat diolah sedangkan lapisan P tebal dan ringan diolah ini berfungsi meningkatkan kinerja sel. setelah cahaya dari matahari melewati jari-jari elektron lalu dikumpulkan di area pushbar. sisi negatif dan poitif tersambung dengan strip tembaga dan kemudian membentuk sambungan seri. lapisan eva pada kedua sisi sel berguna untuk melindungi sel dari getaran, kotoran, dll.
 Dalam  perkembangan energi baru terbarukan indonesia masih belum siknifikan jika di lihat dari cadangan energi terbarukan yang dimiliki tak terkecuali pembang listrik tenaga surya (PLTS). Kendala utama yang dihadapi adalah masih bergantungnya kita terhadap energi fosil batu bara, yang lebih murah dari energi terbarukan ini.
 Apalagi industri di indonesia masih terlalu sedikit dibanding dengan cadangan energi yang di miliki, ditambah dengan kasus pandemi yang mengakibatkan kinerja industri mengalami penurunan bahkan penutupan sehingga kita mengalami kelebihan suplay energi listrik.
 PLN sebagai perusahaan milik negara yang bertugas menangani di bidang kelistrikan nasional masih menggunakan 52,19% energi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). kitapun untuk pemanfaatan energi terbarukan masih kalah jauh dengan negara tetangga seperti malaysia.
 PLTS adalah solusi energi bersih yang memiliki penghambat lebih kecil dibanding dengan PLTA atau pembangkit listrik tenaga air. dimana PLTA bukan hanya melihat dari aspek keuangan tetapi juga dari aspek sosial, dikarenakan jika kita ingin membuat pembangkit bertenaga air masyarakat di sekitaran sungai harus dialokasikan ketembat baru.
 Dilihat dari prospek energi baru terbarukan kedepan sangat cerah, ini adalah momen terbaik pemerintah untuk memikirkan rencana energi terbarukan kedepannya, dikarenakan jika pemerintah lambat dalam mengambil keputusan atau terlalu lama menunda di kawatirkan bukan hanya merusak alam tetapi indonesia bisa saja dibebankan dengan fee pajak emisi misalnya.
 Diperlukan strategi-strategi yang jeli dari pemerintah untuk memanfaatkan situasi ini, seperti singapura akan menyetop penggunaan pembangkit listrik bertenaga uap dan sekarang mulai menggunakan gas, kepedapannya akan membutuhkan suplay listrik dari luar negaranya. tetapi bukan listrik dari batu bara melainkan listrik dari energi baru terbarukan, ini adalah peluang yang bisa dimanfaatkan pemerintah untuk mengajak singapura berinfestasi di energi terbarukan di negara ini.
Energi di indonesia sangatlah melimpah tetapi modal untuk mengelolanya belum ada, energi harus seimbang dengan penggunaannya. kita ketahui penggunaan terbanyak energi bukan pada energi rumahan melainkan kebutuhan industri. Jadi di perlukan industri yang banyak agar energi dapat di manfaatkan seoptimal mungkin.
 Dalam hal ini pemerintah sudah mengambil langkah serius dengan tidak memperbarui izin pembangkit listrik tenaga uap dan akan menghentikan pengoperasiannya pada tahun 2030. Dari kementrian ESDM juga bergerak cepat dalam merumuskan peraturan juga melakukan pelatihan kepada mahasiswa dalam program kampus merdeka yaitu Griliya (Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya). bukan hanya diberikan materi serta pelatihan berbasis keteknikan saja tetapi juga diberi pembekalan bagaimana cara bernegosiasi dan membuat propasal kepada calon costumer.
 Ini sangat bermanfataan untuk generasi muda sebagai tongkat estapet kepemimpinan bangsa ini, bukan hanya bisa belajar akan energi baru terbarukan terkhusunya dalam bidang PLTS tetapi juga menumbuhkan kecintaan dan rasa peduli terhadap keberlangsungan energi yang ramah lingkungan ini.
 Kita ketahui sudah banyak beredar berita tentang krisis iklim dimulai tahun 2030 dan puncaknya pada tahun 2050. bumi akan berada dalam keadaan yang tidak stabil, temperatur suhu sangat panas bahkan pada saat malam hari. itulah dibutuhkan kepekaan dan kesadar dari kita semua untuk merawat bumi salah satunya dengan cara beralih ke energi baru terbarukan (EBT).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H