Apa yang harus dilakukan?
Kami tidak ingin melihat fenomena fanatisme simbolik ini terus berlanjut. Kami ingin agar seleksi dosen lebih mengutamakan kompetensi dan kualifikasi profesional, bukan hubungan sosial atau afiliasi kelompok. Kampus harus menegakkan prinsip objektivitas dalam setiap aspek seleksi, agar para dosen yang mengajar kami benar-benar memiliki kapasitas untuk membimbing kami menuju kualitas akademik yang lebih tinggi.
Jika fenomena ini dibiarkan, dampaknya akan sangat merugikan. Pendidikan akan menjadi sempit dan terbelenggu oleh kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, bukannya berkembang menjadi ruang yang terbuka dan inklusif. Kami, sebagai mahasiswa, berhak mendapatkan kesempatan untuk belajar dari pengajar yang memiliki keahlian dan integritas, bukan sekadar mereka yang memiliki afiliasi sosial yang kuat. Mari kita mulai berpikir lebih kritis dan serius dalam menyikapi hal ini, demi masa depan pendidikan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H