Saya juga tidak pernah membayangkan bahwa para pemimpin masa kini menulis surat ke Kantor PLN untuk memprotes kenaikan tarif listrik karena dirasa terlalu tinggi untuk tingkat penghasilan mereka. Sepanjang pengetahuan saya, hanya Bung yang menulis surat protes tersebut. Saya masih ingat Bung menulis, "... kalau pensiunan pejabat tinggi seperti saya saja merasa berat dengan tarif tersebut, apalagi pensiunan pegawai negeri biasa ..."
Tapi, sudahlah. Membandingkan Bung dengan orang-orang terkenal sekarang cuma menambah sakit hati. Dan, memang, antara Bung dan mereka ini tidak bisa diperbandingkan. Kita tidak bisa membandingkan emas dengan besi, bukan? Terlebih kalau besi itu ada yang sudah berkarat ...
Bung Hatta terkasih,
Sementara saya menulis surat ini, 1 dollar Amerika sama dengan 11.365 rupiah. Sebagai ekonom, Bung tentu sangat paham bagaimana merosotnya kemampuan Bulik Ti, penjual rujak itu, untuk membeli beras dengan kurs seperti ini. Namun, saya berharap ini tidak mengganggu tidur panjang Bung di sana. Cukuplah kami di sini yang merasakan buah dari kesenangan kami meminjam uang kepada orang lain.
Pondok Hijau, 2001
Biko Sabri
Sumber : Yang TerHormat Bung Hatta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H